PT Telkom Indonesia menerapkan rencana restrukturisasi strategis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan memperkuat posisinya di industri telekomunikasi Indonesia. Strategi pertama adalah fixed mobile convergence (FMC), yang mengubah semua target pasar dan model bisnis Telkom Regional dari B2C menjadi B2B. Telkom Regional 3, yang melayani pelanggan di wilayah Jawa Barat, ditunjuk oleh manajemen sebagai piloting bagi Telkom Regional dalam transformasinya menjadi B2B.
Dalam proses transformasi organisasi, survei kesiapan B2B dilaksanakan untuk melihat kesiapan karyawan di masing-masing wilayah dalam menghadapi transformasi. Hasil survei menunjukkan bahwa Telkom Regional 3 memiliki skor kesiapan B2B terendah dibandingkan dengan skor rata-rata dan skor enam wilayah lainnya. Area yang perlu ditingkatkan oleh Telkom Regional 3 adalah terkait kapabilitas subject matter expert (SME), kepemimpinan wilayah, dan model kebijakan kemitraan.
Kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah model operasi target enam lapis KPMG Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara untuk memvalidasi isu bisnis dan mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif berdasarkan variabel dalam model operasi target enam lapis KPMG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isu pertama terjadi karena adanya celah antara ekspektasi subject matter expert (SME) dengan realita yang terjadi ketika menjalankan bisnis B2B. Selain itu, tidak ada figur pemimpin B2B yang dapat memberikan contoh bisnis B2B yang ideal. Isu kedua terjadi karena perlu adanya perubahan mindset dari B2C ke B2B bagi tim yang bertugas di teritori, dan isu terakhir muncul karena kebijakan kemitraan yang masih kaku dan prosesnya panjang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran penyebab rendahnya skor kesiapan B2B di Telkom Regional 3 disertai saran perbaikan lebih lanjut.