digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fadhli Halim
PUBLIC Open In Flip Book Ridha Pratama Rusli

Total produksi minyak kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 46,73 juta ton, di mana 5% (2,34 juta ton) dari produksi minyak kelapa sawit menghasilkan produk samping Distilat Asam Lemak Sawit (DALS). Meskipun DALS merupakan produk samping produksi minyak kelapa sawit, DALS memiliki nilai ekonomi yang cukup besar karena dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah sebagai stabiliser termal polivinil klorida (PVC). Terdapat dua jenis stabiliser termal yang dapat dikembangkan dari DALS, yaitu timah organik dan campuran logam organik. Timah organik lebih memprioritaskan fraksi tak jenuh, sedangkan campuran logam organik lebih memprioritaskan fraksi jenuh. Untuk dapat menghasilkan kedua jenis stabiliser termal dengan kualitas yang baik dan ekonomis, DALS perlu dipisahkan terlebih dahulu menjadi dua bagian, yaitu fraksi jenuh dan fraksi tak jenuh. Penggunaan metode kristalisasi pelarut untuk memisahkan fraksi jenuh dan fraksi tak jenuh DALS dipandang tepat karena efektif dan menghasilkan kristal yang lebih murni, relatif lebih murah, mudah dilakukan, dan pelarutnya bisa didaur ulang untuk proses selanjutnya. Penelitian ini bertujuan menyimulasikan dan mengevaluasi keekonomisan metode kristalisasi pelarut (metanol) untuk memisahkan asam lemak jenuh dan tak jenuh dari DALS. Simulasi dilakukan pada suhu kristalisasi ?15, 0 dan 10°C menggunakan simulator Aspen (Hysys dan Plus). Hasil menunjukkan bahwa suhu kristalisasi 10°C (kasus-3) memiliki beban pemanasan dan pendinginan paling rendah, diikuti suhu 0°C (kasus-2) dan –15°C (kasus-1). Produk kemurnian asam oleat dengan kemurnian diatas 90% dihasilkan pada suhu –15°C dan 0°C, sedangkan kemurnian menurun hingga 78% pada suhu 10°C. Evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa meskipun kasus-1 menghasilkan asam oleat dengan kemurnian tertinggi, biaya modal pendirian pabriknya juga paling besar. Internal Rate of Return (IRR) pada kasus-1 dan kasus-2 masing-masing adalah 35,7% dan 48,9%, dengan Payback Period (PP) selama 1,6 tahun dan 1,1 tahun. Sebaliknya, kasus-3 mengalami kerugian karena rendahnya kemurnian produk yang menrunkan harga jual. Metode kristalisasi pelarut pada kasus-2 terbukti paling efektif dan ekonomis, sehingga menjadi alternatif terbaik untuk pemisahan fraksi jenuh dan tak jenuh dalam DALS pada skala industri.