Kampung Blekok merupakan kawasan berbasis konservasi mangrove dan burung air yang diresmikan menjadi ekowisata pada Tahun 2019. Data kunjungan rata-rata per hari sepanjang Tahun 2022 tercatat sebanyak 39 pengunjung per hari. Di sisi lain, daya dukung kawasan tersebut tercatat sebesar 648 orang per hari. Perbedaan kedua data tersebut menunjukkan diperlukannya upaya optimalisasi guna meningkatkan jumlah kunjungan dalam batas yang wajar, mengingat kegiatan wisata turut berperan sebagai penggerak ekonomi. Dalam praktiknya, kemampuan pemahaman pengelola terkait perilaku pengunjung dapat mendukung upaya tersebut. Kunci utama dalam perilaku pengunjung yakni kepuasan dan pengalaman yang didapatkan di lapang. Keduanya dapat dipahami melalui motivasi selaku faktor internal dan kesiapan destinasi wisata sebagai faktor eksternal sehingga muncul keputusan berkunjung. Pemahaman akan perilaku pengunjung serta kesiapan destinasi wisata memungkinkan untuk digunakan sebagai landasan dalam perumusan strategi guna meningkatkan pengelolaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi kondisi pengelolaan yang sedang berlangsung melalui analisis konten, analisis daerah operasi dan obyek daya tarik wisata alam versi modifikasi, dan balanced scorecard; 2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung dan kepuasan pengunjung melalui analisis structural equation modeling – partial least square dan importance-performance map analysis; 3) menentukan strategi peningkatan pengelolaan melalui analisis strengths weakness opportunities threats – quantitative strategic planning matrix
Hasil analisis menunjukkan kinerja pengelolaan yang sedang berlangsung belum efektif (47.30%). Pengelolaan yang belum efektif tercermin melalui tidak adanya rencana kegiatan serta target pengelolaan, permasalahan keterbatasan anggaran, dan kurangnya komunikasi serta inisiatif dari kelompok sadar wisata selaku pengelola. Di sisi lain, Ekowisata Kampung Blekok memiliki potensi dan layak dikembangkan dengan nilai indeks kelayakan sebesar 74.44%. Faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung yakni kualitas pelayanan (berwujud, keandalan, ketanggapan kepastian, empati, aktivitas berbasis alam dan ramah lingkungan, edukasi berbasis alam dan ramah lingkungan serta praktik berbasis ramah lingkungan, dan bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, bukti fisik, promosi, dan proses). Sementara, kepuasan pengunjung dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan keputusan berkunjung. Tiga strategi prioritas peningkatan pengelolaan yakni 1) penguatan komunikasi dan kelembagaan kelompok sadar wisata; 2) penyelenggaraan kegiatan berbasis konservasi maupun lingkungan hidup; 3) peningkatan kesadaran, keterampilan dan kapasitas kelompok sadar wisata.