COVER Roni Rahmat Nugraha
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Roni Rahmat Nugraha
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Roni Rahmat Nugraha
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Roni Rahmat Nugraha
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Roni Rahmat Nugraha
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Roni Rahmat Nugraha
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Roni Rahmat Nugraha
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Roni Rahmat Nugraha
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pengambilan keputusan untuk penentuan prioritas lokasi bahan galian untuk diusahakan ini merupakan permasalahan yang melibatkan aspek-aspek spasial dan non spasial. Penelitian ini mencoba mengembangkan suatu model untuk penentuan prioritas lokasi bahan galian bukan logam bagi pelaku pengambil keputusan dalam menentukan lokasi bahan galian dengan menggabungkan metode SMARTER (Simple Multi Attribute Rating Technique Exploiting Ranks) dan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG).
Metode SMARTER sebagai pengembangan metode SMART merupakan bagian dari metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Metode ini dipilih karena metode SMARTER merupakan suatu metode untuk pengambilan keputusan dengan kriteria yang beragam (multi kriteria) dengan metode pembobotan sederhana.
Wilayah studi untuk penelitian ini adalah di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah yang memiliki potensi 19 jenis bahan galian non logam tersebar di beberapa wilayah, namun dalam pengusahaannya masih belum dikelola atau diawasi oleh pemerintah daerah sehingga terjadi tumpang tindih lahan, kerusakan lingkungan dan tidak optimal untuk sumber pendapatan asli daerah. Model ini menggunakan indikator dari berbagai kriteria atau aspek fisik/geografis, ekonomi dan kerawanan bencana yang bersifat spasial dan non-spasial, meliputi: penggunaan tanah, luas bahan galian, kemiringan tanah, jarak dengan jalan, jarak dengan sungai, jarak dengan potensi penduduk (tenaga kerja), status tanah, tingkat erosi tanah, dan tingkat gerakan tanah.
Model sistem pendukung keputusan spasial metode SMARTER ini menghasilkan informasi awal bahwa lokasi potensi bahan galian yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Kebumen adalah wilayah kecamatan Buayan sebagai prioritas pertama. Model ini secara teori dapat dikembangkan untuk penentuan prioritas lokasi bahan galian di suatu wilayah, hal ini terlihat dari setiap lokasi memiliki nilai prioritas, namun untuk diterapkan pada tahap praktis memerlukan pengkajian lebih lanjut.