digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 M. Arif Setyananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 M. Arif Setyananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 M. Arif Setyananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 M. Arif Setyananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 M. Arif Setyananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA M. Arif Setyananda
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PT XYZ mengalami kemajuan rencana penambangan pada fase 1 dengan adanya perluasan pit, perluasan tailing storage facility, serta perubahan bukaan lainnya yang berimplikasi adanya peningkatan produksi. Kemajuan rencana ini berimplikasi terhadap kuantitas air yang dikelola, serta peningkatan produksi mengakibatkan terdapatnya kebutuhan air processing plant di PT XYZ. Sehingga perlunya dilakukan analisis pemenuhan kebutuhan air yang mengintegrasikan pengelolaan air pada tiap sarana kemajuan rencana tambang. Rencana penambangan fase 1 di PT XYZ mencakup tahun pertama hingga kelima yang meliputi wilayah Pit 5, kolam pengendapan, kolam tampungan air hujan alami, serta fasilitas penyimpanan air di TSF. Dalam upaya mengelola air, setiap profil rencana penambangan terintegrasi dalam dua skenario sistem penyaliran yang telah dirancang untuk mengevaluasi kapasitas cadangan air dalam pemenuhan kebutuhan processing plant pada periode kering. Skenario pertama adalah sistem penyaliran tanpa tambahan fresh makeup water, sedangkan skenario kedua melibatkan penambahan fresh makeup water yang berasal dari kolam pengendapan dan kolam tampungan hujan alami. Dalam penanganan air pada front penambangan pada Pit 5 yang merupakan pendukung kegiatan operasional penambangan serta salah satu opsi penyuplai kebutuhan air tambahan untuk processing plant, dilakukan pemompaan 38.016 ????3/hari hingga 45.273 ????3/hari menuju kolam pengendapan pada kondisi ekstrim dengan rekomendasi pompa Multiflo 420 EXHV, serta diperoleh volume sump yang optimal yaitu sebesar 39.229,1 ????3 hingga 72.087,7 ????3. Sehingga, diperoleh ketahanan cadangan air untuk skenario 1 dan 2 berturut-turut yaitu 31-48 hari dan 66-77 hari. Dengan membandingkan durasi ketahanan cadangan air terhadap variasi periode kering minimum 7 hari, rata-rata 27,4 hari, dan maksimum 74 hari, diperoleh skenario 2 dinilai lebih efektif dan efisien untuk memastikan keberlanjutan operasi processing plant apabila dibandingkan dengan variasi lamanya periode kering, dengan rekomendasi untuk penguatan strategi cadangan air pada kondisi ekstrem.