Kesadaran global akan perubahan iklim mendorong berbagai pelaku industri untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dari kegiatan operasional mereka, khususnya
untuk emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. PT PLN Nusantara Power UP
Indramayu yang merupakan bagian dari sektor industri energi juga menghasilkan
emisi gas rumah kaca dengan dampak lingkungan yang signifikan. Makalah ini
menganalisis emisi gas rumah kaca di PT PLN Nusantara Power UP Indramayu
menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan unit fungsional 1 kWh
dan ruang lingkup gate to gate aktivitas pembangkitan listrik mulai dari unit proses
kondensor hingga generator-trafo. Hotspot dari aktivitas pembangkitan listrik
ditemukan pada unit proses boiler yang menyumbang 99,98% dampak global
warming potential (GWP) dari nilai GWP keseluruhan 0,001020865 ton CO2
eq/kWh. Begitu pula dengan dampak photochemical ozone creation potential
(POCP) dimana boiler menyumbang 99,99% dari keseluruhan nilai POCP sebesar
0,000703089752 gr C?H? eq/kWh. Ditemukan juga tren kenaikan emisi gas rumah
kaca dari PLTU Indramayu dengan persentase kenaikan emisi dari tahun 2021 ke
2022 adalah sebesar 4,89% dan dari tahun 2022 ke 2023 adalah sebesar 5,31%.
Rekomendasi solusi untuk mereduksi emisi gas rumah kaca diantaranya adalah
optimalisasi teknologi co-firing, penggunaan teknologi carbon capture, dan
penggunaan Ultra Super Critical (USC) Boiler.