digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Produksi udang putih (Litopenaeus vanamei) memberikan kontribusi 75% dari total produksi budidaya udang di Asia Tenggara. Tidak kurang dari 353 ribu ton udang putih dihasilkan di Indonesia dan diperkirakan akan terus meningkat. Terjadinya penyakit selama proses produksi menjadi hambatan yang dapat menurunkan biomasa dan kesintasan udang ketika panen, salah satunya adalah penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang disebabkan oleh bakteri Vibrio spp., termasuk Vibrio parahaemolyticus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan modulasi aksi sinbiotik yang terdiri dari prebiotik Kapppaphycus alvarezii (0,375%), Spirulina sp. (0,125%), yang dikombinasikan dengan probiotik Halomonas alkaliphila (109 CFU/kg pakan;’sinbiotik H’) atau B. cereus (108 CFU/kg pakan; ‘sinbiotik B’) untuk meningkatkan pertumbuhan dan biomasa, serta perbaikan sistem respon imunitas udang putih terhadap infeksi penyakit oleh V. parahaemolyticus menggunakan pendekatan analisis ekspresi gen (transkriptomik). Udang dipelihara pada sistem budidaya tertutup Recirculating Aquaculture System (RAS) selama 149 hari. Selanjutnya, udang diuji tantang dengan V. parahaemolyticus dan diamati selama 72 jam. Analisis ekspresi gen dilakukan terhadap usus udang putih dengan metode Quantitative Real Time PCR (qPCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan sinbiotik H dan B menghasilkan performa biologis udang yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pakan kontrol. Hasil perlakuan uji tantang dengan V. parahaemolyticus memberikan hasil kelulushidupan yang lebih optimal pada perlakuan sinbiotik H (67,00 ± 7,22 %) dan sinbiotik B (63,00 ± 12,50 %) secara signifikan dibandingkan perlakuan kontrol (21,00 ± 7,22 %). Data hasil analisis ekspresi gen menunjukkan bahwa pemberian pakan sinbiotik B dapat meningkatkan ekspresi gen terkait imunitas alf-A dan proPO lebih tinggi secara signifikan dibandingkan sinbiotik H dan perlakuan kontrol. Pada ekspresi relatif gen lectin, perlakuan sinbiotik H memiliki peningkatan yang lebih tinggi dan signifikan dibandingkan perlakuan sinbiotik B maupun perlakuan kontrol. Perlakuan sinbiotik B maupun sinbiotik H mampu meningkatkan ekspresi relatif gen lysozyme lebih tinggi secara signifikan dibandingkan perlakuan kontrol. Perlakuan pakan sinbiotik dengan B. cereus lebih tinggi nilai ekspresi relatifnya dibandingkan H. alkaliphila meskipun tidak berbeda nyata. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pakan sinbiotik dengan B. cereus maupun H. alkaliphila pada sistem tertutup RAS mampu mengoptimalkan pertumbuhan, memberikan peningkatan ekspresi gen terkait imunitas, yaitu gen alf-A, pro-PO, lectin dan lysozyme, dan meningkatkan kelulushidupan udang putih pasca serangan bakteri patogenik V. parahaemolyticus.