Indonesia menyadari pentingnya pertanian berkelanjutan dan secara aktif
mendorong inisiatif serta penelitian untuk mengidentifikasi dan menerapkan
praktik terbaik dalam mengurangi emisi amonia. Penelitian ini bertujuan untuk
menilai apakah strategi PT Pupuk Indonesia dalam membangun pabrik amonia
hijau dan biru memberikan hasil positif dari perspektif keberlanjutan dan
kelayakan komersial, serta kontribusinya terhadap pencapaian kebijakan emisi nol
bersih di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Critical System
Heuristic (CSH), Causal Loop Diagram (CLD), dan analisa sensitivitas sederhana
untuk merepresentasikan umpan balik dan hubungan sistemik. Temuan
menunjukkan bahwa investasi dalam produksi amonia hijau dan biru mendorong
inovasi teknologi yang meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi emisi
karbon sekitar 30% pada tahun 2050. Namun, peningkatan kapasitas produksi
awalnya menyebabkan peningkatan emisi sekitar 10%. Penelitian ini menekankan
bahwa pengurangan emisi CO2 harus menjadi prioritas dalam keputusan investasi,
dengan fokus pada adopsi teknologi dan praktik yang lebih bersih yang
memberikan manfaat lingkungan yang signifikan. Kebijakan pemerintah, insentif,
dan potensi sanksi berperan penting dalam membentuk strategi investasi. PT Pupuk
Indonesia disarankan untuk menerapkan kebijakan yang memastikan kelayakan
jangka panjang proyek-proyek ini dengan fokus pada hal-hal yang menguntungkan
yang memberikan keunggulan strategis bagi investasi Pupuk Indonesia, serta
menjalin kerjasama dengan badan pemerintah untuk mendapatkan insentif dan
dukungan yang mendukung investasi berkelanjutan.