digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT. Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF) sebagai salah satu unit bisnis Pertamina (Persero) di bawah pengelolaan Subholding Upstream (SHU), menghadapi tantangan dengan adanya peningkatan Peluang Kehilangan Produksi (LPO) yang signifikan pada tahun 2023. Tercatat bahwa beberapa fasilitas produksi memiliki kontribusi terhadap kehilangan produksi sebesar 1339 persen dengan potensi kehilangan pendapatan sebesar USD 1.706.574,20. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi akar penyebab permasalahan dan merekomendasikan solusi untuk menurunkan jumlah LPO di PEP DMF. Data skunder berupa laporan-laporan LPO dari perusahaan sebagai data kuantitatif menjadi data awal untuk merumuskan permasalahan dan dasar untuk analisis. Sedangkan data primer diperoleh dengan pengumpulan data kualitatif melalui diskusi kelompok terfokus (FGD). Hasil FGD dianalisa dengan Diagram Tulang Ikan, Mode Kegagalan & Analisa Efek (FMEA), dan Pareto untuk mendapatkan akar penyebab permasalahan fasilitas produksi yang menyebabkan LPO. Kemudian alternatif solusi dievaluasi dengan analisa keputusan Kepner-Tregoe untuk dapat menentukan alternatif solusi terbaik. Hasil penelitian menyatakan bahwa "Seringnya shutdown yang tidak terencana pada Booster Compressor-B CPP Donggi secara signifikan berkontribusi terhadap Peluang Kehilangan Produksi (LPO) di PEP DMF" dan solusi untuk permasalan tersebut adalah "Penggantian VSD Booster Compressor-B CPP Donggi dengan merk baru yang memiliki insinyur di dalam negeri dan suku cadang yang masih diproduksi". Menerapkan solusi tersebut diharapkan dapat menurunkan potensi terjadinya LPO sehingga kegiatan produksi di PEP DMF dapat terjaga dengan baik.