digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Program rehabilitative kerja merupakan salah satu upaya penting yang dilakukan perusahaan untuk membantu karyawan yang mengalami kondisi kesehatan yang menganggu produktivitas kerja agar dapat kembali bekerja secara optimal. Namun, di PT. KALPRI terjadi peningkatan jumlah karyawan yang menjalani program rehabilitasi kerja disertai dengan rendahnya tingkat keberhasilan dalam mengembalikan karyawan ke posisi semula setelah menjalani program tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan instrument kusioner kepada 71 responden dan melakukan wawancara mendalam 5 anggota komite rehabilitasi di PT. KALPRI. Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi peningkatan jumlah karyawan yang direhabilitasi dan rendahnya tingkat keberhasilan program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor internal yang menyebabkan peningkatan jumlah karyawan yang direhabilitasi adalah kebiasaan dan gaya hidup karyawan yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, olahraga dan istirahat yang tidak teratur, sehingga memicu timbulnya berbagai penyakit seperti kardiovaskular, muskuloskeletal, dan obesitas. Secara eksternal, pandemi COVID-19 juga berkontribusi meningkatkan jumlah karyawan yang direhabilitasi akibat pembatasan aktivitas yang berdampak pada kesehatan karyawan. Sementara itu, faktor-faktor internal yang menyebabkan rendahnya tingkat keberhasilan program rehabilitasi adalah kebiasaan dan gaya hidup karyawan yang memperlambat proses penyembuhan, sehingga beberapa karyawan harus menjalani program "long sick" yang memperpanjang masa rehabilitasi. Secara eksternal, pembatasan aktivitas akibat pandemi COVID-19 juga berkontribusi besar terhadap rendahnya serapan kembali kerja karyawan setelah menjalani program rehabilitasi. Temuan penelitian ini menunjukkan perlunya peningkatan intervensi dan edukasi kesehatan yang lebih intensif untuk mengubah kebiasaan dan gaya hidup karyawan, serta perlunya koordinasi yang lebih kuat antara tim rehabilitasi dan manajemen dalam mengelola program rehabilitasi kerja, terutama di masa pandemi. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan keberhasilan program rehabilitasi kerja di PT. KALPRI.