digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan perkotaan menghadapi tantangan akibat pertumbuhan populasi dan peningkatan aktivitas perkotaan di sektor-sektor seperti perumahan, industri, dan perdagangan. Salah satu permasalahan yang muncul adalah jumlah sampah yang terus meningkat. Masalah sampah di Indonesia semakin memburuk setiap tahun. Karena semakin sulit menemukan lahan untuk tempat pembuangan sampah (TPA), beberapa kota dan kabupaten tetangga telah mengembangkan pengadaan dan pemanfaatan tempat pembuangan bersama (TPA Regional). Pemerintah bertanggung jawab dan berkewajiban untuk menyediakan infrastruktur, termasuk tempat pembuangan sampah akhir. Namun, ada kesenjangan keuangan yang perlu diisi karena keterbatasan pendanaan untuk pengembangan infrastruktur. Oleh karena itu, pemerintah bermaksud menggunakan program Kemitraan Pemerintah-Swasta (PPP) untuk melibatkan sektor swasta dan meringankan tekanan keuangan pada penyediaan infrastruktur publik. Analisis investasi dilakukan untuk meneliti proyeksi keuangan proyek ini menggunakan analisis penganggaran modal. Ada tiga skenario dalam proyek ini: skenario dengan pendanaan menggunakan VGF, menggunakan AP, dan dari pihak swasta. Hasil menunjukkan bahwa skenario dengan menggunakan VGF 60% merupakan skenario terbaik atau paling optimal. Nilai NPV yang dihasilkan menunjukkan angka positif sebesar Rp 104,639,009,004. Periode pengembalian modal akan terjadi 7,79 tahun setelah proyek dimulai. Tingkat Pengembalian Internal (IRR) yang dihasilkan sebesar 19,15%, yang lebih tinggi dari Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) sebesar 11,36%. Dapat disimpulkan bahwa proyek pengembangan Tempat Pemrosesan Sampah Regional (TPPAS) di Jawa Barat layak secara finansial.