Kawasan perkotaan menghadapi tantangan akibat pertumbuhan populasi dan
peningkatan aktivitas perkotaan di sektor-sektor seperti perumahan, industri, dan
perdagangan. Salah satu permasalahan yang muncul adalah jumlah sampah yang terus
meningkat. Masalah sampah di Indonesia semakin memburuk setiap tahun. Karena
semakin sulit menemukan lahan untuk tempat pembuangan sampah (TPA), beberapa
kota dan kabupaten tetangga telah mengembangkan pengadaan dan pemanfaatan
tempat pembuangan bersama (TPA Regional). Pemerintah bertanggung jawab dan
berkewajiban untuk menyediakan infrastruktur, termasuk tempat pembuangan sampah
akhir. Namun, ada kesenjangan keuangan yang perlu diisi karena keterbatasan
pendanaan untuk pengembangan infrastruktur. Oleh karena itu, pemerintah bermaksud
menggunakan program Kemitraan Pemerintah-Swasta (PPP) untuk melibatkan sektor
swasta dan meringankan tekanan keuangan pada penyediaan infrastruktur publik.
Analisis investasi dilakukan untuk meneliti proyeksi keuangan proyek ini
menggunakan analisis penganggaran modal. Ada tiga skenario dalam proyek ini:
skenario dengan pendanaan menggunakan VGF, menggunakan AP, dan dari pihak
swasta. Hasil menunjukkan bahwa skenario dengan menggunakan VGF 60%
merupakan skenario terbaik atau paling optimal. Nilai NPV yang dihasilkan
menunjukkan angka positif sebesar Rp 104,639,009,004. Periode pengembalian modal
akan terjadi 7,79 tahun setelah proyek dimulai. Tingkat Pengembalian Internal (IRR)
yang dihasilkan sebesar 19,15%, yang lebih tinggi dari Biaya Modal Rata-rata
Tertimbang (WACC) sebesar 11,36%. Dapat disimpulkan bahwa proyek
pengembangan Tempat Pemrosesan Sampah Regional (TPPAS) di Jawa Barat layak
secara finansial.