digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Dewi Supryati

COVER - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

BAB I - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

BAB II - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

BAB III - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

BAB IV - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

BAB V - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

BAB VI - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

PUSTAKA - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

LAMPIRAN - Teddy Rahardian Yusuf
PUBLIC Dewi Supryati

Permasalahan sampah yang terjadi di Kota Bandung dalam proses penyimpanan di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah melebihi batas hingga proses pemilahan sampah yang tidak efektif terutama di lingkup rumah tangga. Program kampanye Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan) dan Kang Empos (Karung Ember Pengomposan) yang diusung oleh Pemerintah Kota Bandung sudah dilaksanakan tetapi pada kenyataannya program yang dilakukan mengalami pengaruh yang berdampak fluktuatif pada jumlah sampah yang dihasilkan. Data yang didapat dari DLHK Provinsi Jawa Barat selama Ramadhan 2024 TPA Sarimukti menerima rata – rata sebanyak 1.611,23-ton sampah per hari. Dari data terakhir yang didapat rata – rata jumlah sampah terus meningkat dibandingkan dengan kondisi sebelumnya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) saat ini hanya menerima sampah residu untuk mengurangi beban penampungan di Tempat Pembuangan Akhir. Perlu adanya kesadaran masyarakat terutama untuk memilah sampah menjadi sampah organik, anorganik, dan residu. Kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah diperlukan keyakinan, prinsip, dan pertimbangan etis mengenai lingkungan dari nilai – nilai yang dirasakan (Perceived Values) oleh setiap individu. Nilai – nilai yang dirasakan oleh individu dapat dipengaruhi oleh metode, alat, prosedur, atau media rangsangan. Selain nilai – nilai yang dirasakan, seseorang akan peduli dengan lingkungan sekitar melalui keterikatan tempat yang terbentuk dari kenangan masa lalu. Keterikatan terbentuk dari perasaan dan emosi antara tempat tersebut dan individu yang terlibat. Nostalgia menjadi media atau stimulus yang dapat menumbuhkan niat untuk melakukan kegiatan pemilahan sampah atau kegiatan ramah lingkungan. Penelitian masih banyak berfokus untuk mencari hubungan nostalgia pada perilaku pro-sosial. Penelitian masih sedikit yang berfokus untuk mencari tahu hubungan nostalgia dan perilaku pro-lingkungan sehingga diangkat pada penelitian ini. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama menentukan rancangan poster visual nostalgia dan didapatkan poster dengan tata letak asimetris dan penyampaian informasi yang positif terpilih. Tahap kedua adalah analisis keseluruhan model penelitian dengan stimulus poster visual yang terpilih. Penelitian melibatkan 6 konstruk utama dan 3 sub konstruk dengan data responden sebanyak 236 masyarakat Bandung Raya. Pengembangan model dilakukan dengan PLS-SEM dengan perangkat lunak SmartPLS. Tahap ketiga melakukan analisis perbandingan model dengan multigroup analysis untuk perbedaan generasi yang terdiri dari Generasi X-Baby Boomers, Generasi Y, dan Generasi Z. ii Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruk nostalgia, epistemic value, emotional value, place attachment, dan attitude toward waste-sorting behavior berpengaruh terhadap intention to sort-waste. Selain itu pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa place attachment tidak signifikan berpengaruh terhadap sikap terhadap perilaku memilah sampah. Sikap tersebut dianggap masih menjadi sikap yang netral tetapi isu sosial yang menekan akan tetap bisa memengaruhi niat individu dalam kegiatan memilah sampah. Pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup Kota (DLHK) Bandung serta organisasi profit dan non-profit dapat mengembangkan kampanye dan program yang memanfaatkan nostalgia sesuai generasi. Generasi X-baby boomers memiliki kenangan kuat tentang kebiasaan memilah sampah, bisa lebih mudah tergerak melalui pendekatan yang menggugah nostalgia, keterikatan tempat, dan emosional. Di sisi lain, generasi Y dan Z lebih cenderung menghargai nilai epistemik dan emosional.