digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Lintang Purnama Ayu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kopi merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia dan penghasil devisa terbesar keempat setelah kelapa sawit. Produksi kopi di Indonesia mencapai 793,19 ribu ton per tahun, namun mengalami penurunan sebesar 1,43% pada tahun 2022 akibat cuaca buruk dan penurunan produktivitas lahan. Perbaikan kualitas tanah diperlukan untuk meningkatkan hasil produksi kopi, salah satunya melalui penggunaan pupuk hayati (biofertilizer). Biofertilizer terdiri dari konsorsium mikroba tanah, termasuk PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria), yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Aplikasi biofertilizer diketahui dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman rizobakteri pada lahan kebun kopi naungan pinus dan kebun kopi tanpa naungan di Desa Laksana, Kabupaten Bandung, serta mendapatkan isolat PGPR terbaik. Rizobakteri diisolasi pada medium NA (Nutrient Agar) dan R2A (Reasoner's 2A Agar) menggunakan metode SP-SDS (Single Plate-Serial Dilution Spotting), kemudian dihitung kelimpahannya serta dilakukan seleksi PGPR berdasarkan kemampuan melarutkan fosfat, memproduksi IAA (Indole-3-Acetic Acid), dan menambat nitrogen. Diperoleh 15 isolat dari kebun naungan pinus dan 20 isolat dari kebun tanpa naungan. Rata-rata kelimpahan rizobakteri adalah 7,7 x 107 CFU/g dengan kelompok kebun tanpa naungan jarak 30 cm medium NA memiliki kelimpahan tertinggi 7,9 x 107 CFU/g diikuti kelompok kebun tanpa naungan jarak 30 cm NA sebesar 7,86x 107 CFU/g. Keanekaragaman rizobakteri pada kedua kebun termasuk kategori sedang, dengan indeks Shannon-Wiener (H’) untuk kebun naungan pinus adalah 2,14 dan kebun tanpa naungan sebesar 2,52. Rizobakteri pada kedua kebun memiliki kesamaan jenis yang rendah dengan indeks kesamaan Sorensen 0,2. Indeks dominansi Simpson untuk kebun naungan pinus adalah 0,16 dan kebun tanpa naungan adalah 0,10 menunjukkan tidak ada dominansi rizobakteri pada kedua kebun. Terdapat 12 isolat rizobakteri yang mampu menghasilkan IAA, isolat RTN8 dari kebun tanpa naungan menghasilkan IAA tertinggi sebesar 91,16 ppm. Indeks pelarut fosfat tertinggi diperoleh dari isolat NTN6 (2,20) yang berasal dari kebun tanpa naungan, kemudian diikuti oleh isolat RTN8 (2,03). Terdapat 16 isolat positif penambat nitrogen. Berdasarkan ketiga uji tersebut, isolat RTN8 menjadi isolat yang paling berpotensi sebagai PGPR karena dapat menghasilkan IAA tertinggi (91,16 ppm), memiliki indeks pelarut fosfat kedua tertinggi (2,03), dan positif menambat nitrogen. RTN8 teridentifikasi sebagai Pseudomonas berdasarkan sekuensing 16S rRNA. .