digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Devi Inggarwati
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan

Paparan sinar UV (Ultraviolet) dari matahari memiliki dampak signifikan pada manusia, termasuk resiko kanker kulit, penuaan dini, dan eritema. Oleh karena itu, fotoproteksi menjadi hal yang penting untuk mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari. Produk fotoproteksi yang masih menjadi rekomendasi utama adalah tabir surya. Tingkat efektifitas tabir surya dalam melindungi kulit dari paparan sinar matahari terutama UVB dinyatakan dalam bentuk SPF (Sun Protection Factor). Namun sayangnya, metode pengukuran SPF yang ada cukup kompleks, mahal, dan memakan waktu. Oleh karena itu muncul potensi untuk melakukan pengukuran SPF melalui pemrosesan citra. Pada dasarnya, pengukuran dengan sensor optik seperti kamera mengamati dan menangkap interaksi cahaya dengan bahan uji. Filter UV pada tabir surya berinteraksi dengan cahaya melalui pemantulan dan penyerapan. Apabila karakteristik citra yang diperoleh dapat menggambarkan proses pemantulan dan penyerapan ini, maka efektivitas filter UV dapat ditentukan. Pengukuran SPF tabir surya melalui beberapa tahapan yaitu tahap persiapan sampel, tahap pengambilan citra, tahap pra-pemrosesan citra, tahap pemrosesan citra, dan tahap ekstraksi korelasi. Proses yang terjadi pada tahap persiapan sampel meliputi penentuan sampel dan pengaturan dosis aplikasi. Setelah itu, citra sampel diambil dan dilakukan pengolahan citra awal untuk menghilangkan derau pada citra. Karakteristik citra yang dievaluasi pada tahap pemrosesan citra adalah intensitasnya, yaitu intensitas relatif dari cahaya yang dipantulkan oleh tabir surya hibrid dan intensitas cahaya yang diabsorb oleh tabir surya organik. Hasil dari pengukuran ini menunjukkan bahwa intensitas citra dan nilai SPF memiliki hubungan eksponensial. Koefisien determinasi yang diperoleh bernilai baik dengan R2 = 0,9452 untuk tabir surya organik dan R2 = 0,9759 untuk tabir surya hibrid. Estimasi nilai SPF juga menunjukkan selisih yang tidak jauh dari nilai SPF sebenarnya dengan selisih terbesar adalah 5,8 dan selisih terkecil adalah 1,1. Akan tetapi, metode pengukuran ini terbatas hanya pada tabir surya dengan kandungan bahan yang sama. Kata kunci: SPF, UV, pemrosesan citra, intensitas.