digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Faticha Nasharo Qisthia Farid
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan negara tropis dengan paparan radiasi UV sepanjang tahun. Salah satu faktor yang dapat mempercepat penuaan dini adalah radiasi ultraviolet (UVR) secara berlebihan, terutama ultraviolet B (UVB) yang menjadi penyebab fenomena photoaging yaitu penuaan kulit secara prematur. Radiasi UVB dapat menginduksi photoaging melalui peningkatan kerusakan DNA secara langsung dan produksi reactive oxygen species (ROS) yang menyebabkan stres oksidatif dan berujung pada meningkatnya apoptosis, melanogenesis, senescence, dan cell cycle arrest serta menurunnya kemampuan migrasi sel. Oleh karena itu, pencarian agen yang dapat mengurangi efek photoaging sangat penting untuk pengembangan terapi perawatan kulit. Salah satu terapi yang sedang banyak dikembangkan dalam bidang dermatologi adalah aplikasi plant derived exosome-like nanoparticles. Pepaya (Carica papaya) sendiri merupakan tumbuhan yang banyak dimanfaatkan dalam produk perawatan kulit karena adanya kandungan senyawa flavonoid dan fenolik yang dapat bertindak sebagai antioksida. Oleh karena itu, pada penelitian ini efek papaya derived exosome-like nanoparticles (CP-PDEN) dalam menghambat photoaging pada lini sel fibroblast 1BR3 dan zebrafish dipelajari. Isolasi CP-PDEN dilakukan dengan metode filtrasi, sentrifugasi bertingkat, dan presipitasi menggunakan PEG6000. Karakterisasi ukuran dan morfologi PDEN dilakukan dengan particle size analyzer (PSA) serta transmission electron microscropy (TEM). Pengukuran konsentrasi protein CP-PDEN dilakukan dengan bicinchoninic acid (BCA) assay. Internalisasi CP-PDEN ke dalam lini sel fibroblast 1BR3 dievaluasi dengan pelabelan fluoresens PKH67. Induksi photoaging dilakukan dengan pemaparan UVB 100 mJ/cm2 selama 15 menit. Uji fungsionalitas dilakukan dengan MTT assay (uji sitotoksisitas), DAPI staining (pengamatan morfologi nukleus), dan scratch assay (uji migrasi). Studi in vivo dilakukan dengan hewan model zebrafish untuk mengamati efek anti- melanogenesis dengan pemberian PTU (1-phenyl 2-thiourea) sebagai kontrol positif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, CP-PDEN yang dihasilkan diketahui berbentuk spherical dengan ukuran rata-rata sebesar 135,4 ± 0,15 nm dan zeta potential sebesar -17,03 ± 0,2 mV. Uji internalisasi kemudian menunjukkan bahwa CP-PDEN dapat masuk ke dalam sel 1BR3 dalam waktu 1 jam. Selanjutnya, uji sitotoksisitas menunjukkan bahwa CP-PDEN pada rentang konsentrasi hingga 5 ug/mL bersifat nontoksik terhadap sel 1BR3 dengan viabilitas > 90%. Uji viabilitas setelah pemaparan UVB 100 mJ/cm2 menunjukkan bahwa perlakuan CP-PDEN 2,5 ?g/mL dapat meningkatkan viabilitas sel 1BR3 secara signifikan. Pengamatan morfologi nukleus sel 1BR3 menunjukkan bahwa pemberian perlakuan CP-PDEN 2,5 ?g/mL dan 5 ?g/mL dapat menghambat senescence. Pengujian dengan scratch assay menunjukkan bahwa pemberian PDEN 2,5 ?g/mL dapat meningkatkan aktivitas migrasi sel. Studi in vivo dengan zebrafish juga menunjukkan bahwa pemberian perlakuan CP-PDEN dengan konsentrasi 2,5 ug/mL dapat menurunkan jumlah melanosit. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa CP-PDEN memiliki efek dalam menghambat photoaging pada lini sel fibroblast 1BR3 dan zebrafish.