Kelapa merupakan salah satu hasil dari komoditas pertanian yang cukup besar di
indonesia yang memiliki manfaat dari keseluruhan bagian tumbuhannya. Salah satu
produk yang dihasilkan dari kelapa yaitu minyak kelapa murni (VCO). Pada proses
pembuatan VCO dihasilkan juga produk samping berupa skim kelapa dan krim
kelapa. Skim kelapa merupakan salah satu produk samping yang masih memiliki
kandungan kaya akan protein dan galaktomanan pada karbohidrat yang dapat
diproses lebih lanjut untuk mendapatkan nilai ekonomi yang lebih besar. Skim
kelapa yang digunakan memiliki kadar protein sebesar 1,14%-per dengan minyak
1,46%-per 100-gram. Pada proses produksi protein dan galaktomanan dari skim
kelapa dengan teknologi membran dilakukan variasi temperatur pada membran
mikrofiltrasi (MF) 50 dan 70oC pada tekanan 1 bar, membran ultrafiltrasi (UF) dan
variasi proses melibatkan proses deamidasi. Variasi temperatur yang diperoleh dasil
dengan tempratur 70 oC memiliki nilai rejeksi protein yang lebih rendah, lebih
banyak minyak yang tertahan pada membran MF. Setelah proses membran MF (PP)
dilanjutkan dengan membran UF (PVDF), pada kedua variasi diperoleh nilai rejeksi
protein yang tidak jauh berbeda yaitu 85,4% (50oC) dan 83,5% (70oC).
Variasi proses dengan melibatkan deamidasi pada proses MF (70oC) dan UF
dialurkan 4 variasi berbeda, tanpa deamidasi, deamidasi sebelum MF, setelah MF
dan setelah UF. Proses deamidasi yang dilakukan dalam variasi proses tersebut
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap flux membran dan hasil uji
kelarutan protein. Nilai kelarutan protein tanpa deamidasi diperoleh sebesar 78,9%
sementara variasi proses dengan deamidasi lebih besar dari 80%. Selain itu, dari
analisis statistika menunjukan bahwa dalam proses ini variasi temperatur dan
variasi proses dengan deamidasi berpengaruh signifikan terhadap kadar protin dan
galaktomanan yang dihasilkan. Produk dari hasil variasi proses dengan deamidasi
lebih diminari untuk bahan pangan fungsional dikarenakan terjadi perubahan
karakteristik dari protein dan galaktomanan salah satunya adalah kelarutan yang
meningkat sehingga lebih mudah diaplikasikan dalam produk pangan fungsional.