Menurut data Pusat Statistik Kesehatan Nasional pada tahun 2018, sekitar 24% persen orang
mengkonsumsi 3 obat resep atau lebih, dan 12,8 persen mengonsumsi 5 obat resep atau lebih.
Interaksi antar obat merupakan permasalahan serius yang dapat menyebabkan Kejadian Efek
Samping (Adverse Drug Events). Akan sulit bagi dokter atau apoteker untuk meluangkan waktu
memantau interaksi obat pada setiap pasien, meskipun dokter atau apoteker memahami
kemungkinan interaksi. Selain itu, volume literatur biomedis berkembang pesat. Ada banyak
database obat yang berisi informasi tidak terstruktur tentang interaksi obat-obat. Namun,
tantangannya adalah model baru yang dapat menangkap informasi kontekstual. Dataset DDI
2013 saat ini cukup tidak seimbang karena lebih dari 80% pasangan penyebutan merupakan
contoh negatif (misalnya tidak ada hubungan).
Penelitian sebelumnya oleh Xiong, dkk (2019) menggunakan Bi-LSTM dan GCN. Maka, pada
penelitian ini akan menggunakan pendekatan yang berbeda menggunakan BioBERT dan Graph
Convolutional Neural Network. BioBERT memiliki kemampuan untuk menghasilkan embedding
yang berbeda untuk sebuah kata tergantung pada konteks kemunculannya dan sudah dilatih pada
data biomedis. Selain itu, Graph Convolutional Neural Network dapat menangkap informasi baik
secara sintaksis dan kontekstual. Hasil eksperimen dari model ini memiliki akurasi 75.43% dan
F1 score 65%. Eksperimen menunjukkan bahwa model yang diusulkan belum dapat mencapai
hasil yang baik pada dataset DDI 2013.