digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Meningkatnya jumlah sampah organik di Indonesia, yang mencapai hampir 50% dari total sampah yang dihasilkan, menimbulkan tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Tantangan ini diperparah dengan keterbatasan model pengelolaan sampah yang ada, terutama dalam hal dampak nyata dan manfaat ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan finansial dari budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah organik di Indonesia. Maggot BSF tidak hanya mengurangi jumlah sampah organik tetapi juga menghasilkan produk bernilai ekonomis seperti pakan ternak dan pupuk organik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan finansial dari proyek budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) yang dilakukan oleh Nyampih, sebuah perusahaan rintisan di bidang pengelolaan sampah yang berbasis di Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan data internal dari rencana keuangan Nyampih, wawancara, laporan perusahaan, dan data eksternal dari data pemerintah, tolok ukur industri, dan penelitian lain yang relevan. Analisis ini dibatasi pada jangka waktu sepuluh tahun dan berfokus pada kelayakan finansial. Penelitian ini menemukan bahwa proyek ini layak dan berpotensi menguntungkan, dengan, net present value (NPV) sebesar Rp2.905.018.264.74, tingkat pengembalian internal (IRR) 41.20%, periode pengembalian 3.88 tahun, periode pengembalian yang didiskon 4.87 tahun, dan indeks profitabilitas 5.77. Namun, proyek ini memiliki risiko finansial, terutama terkait sensitivitas penjualan dan harga tepung maggot, biaya operasional, HPP, dan penjualan serta harga maggot kering terhadap NPV. Hal ini menegaskan pentingnya pemantauan dan penyesuaian yang berkelanjutan terhadap strategi penjualan, proporsi produk, strategi penetapan harga, dan struktur biaya agar sesuai dengan kondisi aktual pasar.