digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - NAUFAL RAFIF KUSUMAWARDHANA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Peluncuran satelit sinar-X pertama, Uhuru, pada tahun 1971 memicu perkembangan pesat penelitian terkait sumber pemancar sinar-X di alam semesta. Salah satu jenis sumber sinar-X yang ditemukan oleh Uhuru adalah black-hole X-ray binary (BHXB). Salah satu sub-kategori dari BHXB, Low Mass X-ray Binary (LMXB) transient, teramati mengalami peningkatan kecerlangan yang sangat tinggi dalam peristiwa yang kemudian dikenal sebagai fase outburst. Spektrum outburst LMXB transient secara umum terdiri atas 2 komponen yaitu komponen termal dan non-termal. Komponen termal dapat dijelaskan dengan model piringan akresi standar, sedangkan komponen non-termal diprediksi disebabkan oleh korona yang terletak di dekat piringan. Belum ada teori yang dapat mendeskripsikan secara pasti struktur dan geometri dari korona. Beberapa LMXB transient menunjukkan spektrum refleksi yaitu foton-foton yang telah terhambur dan mengalami reprocessing oleh piringan. Dalam spektrum refleksi diamati terdapat jeda antara foton energi tinggi dengan foton energi rendah yang disebut dengan reverberation lag. Reverberation lag dapat digunakan untuk memprediksi geometri korona dengan metode reverberation mapping. Pada Tugas Akhir ini, menggunakan data pengamatan dari misi NuSTAR, keberadaan reverberation lag pada GX 339-4 ditentukan dengan menggunakan metode cross-correlation antara dua kurva cahaya pada rentang energi yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat indikasi terjadinya reverberation lag pada skala waktu > 1000s. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan keberadaan lag dengan skala waktu < 1 detik. Pemeriksaan lag pada skala waktu < 1000s menunjukkan koefisien korelasi yang terbesar pada nilai 0. Hal ini disebabkan oleh resolusi waktu yang tidak optimal mengingat binning terkecil yang dapat diterapkan pada pengolahan data standar adalah 10 detik.