digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan dengan baik, dengan jumlah timbunan sampah mencapai 23 juta ton per tahun pada 2021. Sistem pengelolaan sampah yang masih tradisional menyebabkan banyaknya sampah rumah tangga dan pertanian yang tidak tertangani dengan efektif. Penelitian ini berfokus pada pengolahan sampah organik menggunakan larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi ramah lingkungan dan ekonomis. Larva BSF mampu mendegradasi hingga 80% dari total sampah yang diolah, menghasilkan kompos organik dan lindi yang bermanfaat bagi pertanian. Penelitian ini dilakukan di Desa Parongpong, Jawa Barat, di mana mayoritas penduduknya adalah petani yang bergantung pada pupuk kendang untuk mengolah lahan mereka. Penggunaan larva BSF dalam pengomposan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan mengatasi masalah sampah organik yang membeludak pasca panen. Model pengolahan limbah berbasis kelompok ini bertujuan untuk menanggulangi sampah organik di lingkungan desa, dengan metode pengomposan yang dibantu oleh agen biologis larva BSF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan larva BSF secara signifikan mengurangi volume sampah, dengan efisiensi pengolahan mencapai 14.68% sisa sampah. Kompos yang dihasilkan kaya akan nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang berpotensi meningkatkan kesuburan tanah serta produktivitas tanaman. Produksi kompos dengan larva BSF memerlukan infrastruktur sederhana dan biaya operasional rendah. Setiap RT mampu menghasilkan sekitar 1.02 kg kompos per bulan, dengan potensi produksi besar mencapai 600 kg kompos per bulan dari 1 ton sampah. Analisis kelayakan usaha menunjukkan bahwa model pengomposan dengan larva BSF dapat mengurangi masalah sampah organik, mengurangi beban pembuangan sampah, dan meningkatkan kualitas lingkungan. Kompos berkualitas tinggi yang dihasilkan dapat digunakan oleh masyarakat sekitar untuk pertanian, meningkatkan hasil panen, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selain itu, teknologi ini membuka peluang usaha baru bagi masyarakat, baik dalam produksi kompos maupun pengolahan sampah organik, yang dapat meningkatkan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja. Penelitian ini juga mencakup analisis dampak ekonomi dari proses pengomposan dengan larva BSF serta manfaat model pengomposan bagi masyarakat sekitar. Diharapkan, pengolahan sampah terpadu berbasis kelompok ini dapat menekan jumlah pupuk kendang yang digunakan sehingga modal produksi dari sektor pertanian masyarakat sekitar dapat berkurang.