digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak_Annisa Nurfathonah
PUBLIC yana mulyana

Tingginya insidensi dan rendahnya prognosis kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK), serta biaya pengobatannya yang tinggi, mendorong perlunya penelitian tentang penggunaan obat dan analisis biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola penggunaan obat antikanker pada pasien KPKBSK, menilai kesesuaiannya dengan tatalaksana terkini, memastikan penggunaan obat yang rasional, menganalisis biaya pengobatan, dan mengidentifikasi faktor yang memengaruhi durasi terapi di Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu Bandung. Penilitian ini merupakan studi potong lintang retrospektif dengan menganalisis data sekunder yaitu rekam medis eletronik dan data klaim BPJS pasien KPKBSK periode Januari-Desember 2023. Analisis dilakukan terhadap data demografis, penggunaan obat antikanker, premedikasi, biaya pengobatan, dan faktor-faktor yang memengaruhi durasi terapi. Kemoterapi konvensional yang digunakan terdiri dari sisplatin-pemetreksed (31,7%), karboplatin-paklitaksel (29,0%), dan karboplatin-pemetreksed (4,3%). Terapi target yang digunakan adalah gefitinib (20,4%), erlotinib (7,0%), afatinib (5,4%), dan alektinib (2,2%). Pemilihan antikanker lini pertama kurang sesuai dengan tatalaksana karena imunoterapi dan osimertinib tidak masuk ke dalam formularium nasional sehingga tidak tersedia di rumah sakit. Pemilihan sisplatin untuk pasien KPKBSK stadium lanjut yang sudah lanjut usia dan memiliki komorbid juga tidak sesuai dengan rekomendasi tatalaksana. Pemilihan furosemid dan vitamin neurotropik sebagai premedikasi tidak sesuai dengan rekomendasi ilmiah. Ditemukan pula beberapa interaksi obat-obat mayor antara antikanker dengan obat lain, seperti sisplatin dengan furosemid. Selain itu, ditemukan terdapat beberapa reaksi obat merugikan yang berpotensi disebabkan oleh antikanker seperti mual, muntah, diare, dermatitis alergi, ketidakseimbangan elektrolit, dan anemia. Hasil cost minimization analysis menemukan bahwa karboplatin-paklitaksel dan erlotinib memiliki biaya yang paling rendah. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada durasi terapi pasien antara kategori indeks massa tubuh pasien yang diberikan kemoterapi konvensional (p=0,041), terdapat perbedaan signifikan pula pada durasi terapi antara tingkat pendidikan pasien yang diberikan kemoterapi konvensional (p=0,035) dan terapi target (p=0,022).