Struktur perkerasan pada runway memiliki peran untuk memberikan daya dukung pada tanah dasar, menciptakan kualitas berkendara yang baik, dan menciptakan friksi antara ban pesawat dan permukaan perkerasan. Pembebanan dari pesawat seiring berjalannya waktu mengurangi kinerja struktural dan kinerja fungsional dari struktur perkerasan. Untuk menjaga kinerja struktural dan fungsional dari perkerasan runway seiring bertambahnya jumlah lalu lintas penerbangan, dibutuhkan program pemeliharaan yang mampu menjamin kualitas kinerja agar memenuhi standar pelayanan minimum yang ditetapkan. Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pengelola bandara membuat upaya pemeliharaan perlu dirumuskan sedemikian sehingga kinerja struktural dan fungsional struktur perkerasan berada di atas standar pelayanan minimum dengan tetap mempertimbangkan keterbatasan anggaran yang dimiliki pengelola bandara. Perumusan program pemeliharaan runway pada Bandara Internasional Soekarno Hatta dilakukan menggunakan metode analisis biaya siklus hidup dengan membandingkan biaya pemeliharaan dari empat skenario pada dengan Runway 06-24 sebagai objek penelitian.
Pengembangan skenario dilakukan dengan mengevaluasi kinerja struktural eksisting, kinerja fungsional eksisting, dan memprediksi pola penurunan kinerja struktural dan fungsional dalam periode analisis 20 tahun (2024-2044). Indikator kinerja struktural meliputi Pavement Condition Number (PCN) dan indikator kinerja fungsional meliputi ketidakrataan permukaan, kekesatan permukaan, dan kondisi permukaan perkerasan (PCI). Hasil evaluasi dari kinerja struktural eksisting menunjukkan bahwa struktur perkerasan Runway 06-24 belum mampu melayani pergerakan pesawat rata-rata tahunan sebesar 149.226 keberangkatan/tahun selama 20 tahun rencana. Hasil evaluasi dari kinerja fungsional menunjukkan bahwa ketidakrataan permukaan, kekesatan, dan kondisi permukaan perkerasan masih berada di atas standar pelayanan minimum. Berdasarkan pola penurunan kinerja struktural, usia struktur perkerasan Runway 06-24 akan habis di tahun 2035. Berdasarkan kurva deteriorasi yang menyatakan penurunan kinerja fungsional, nilai PCI diprediksi akan berkurang sebesar 0,65 poin/tahun untuk section 1 (STA 0+000 – STA 0+860) dan section 3 (STA 2+370 – STA 3+000) sementara section 2 (STA 0+860 – STA 2+370) diprediksi akan berkurang sebesar 0,44 poin/tahun apabila tidak dilakukan pemeliharaan kinerja fungsional.
Perumusan skenario program pemeliharaan dilakukan dengan mempertimbangkan upaya pemeliharaan historis, evaluasi kinerja eksisting, dan prediksi kinerja di masa mendatang selama periode analisis. Skenario program pemeliharaan pertama terdiri dari overlay struktural pada tahun 2025, skenario program pemeliharaan kedua terdiri dari scrape and fill pada tahun 2025, skenario program pemeliharaan ketiga terdiri dari patching dan crack sealing periodik lima tahun sekali serta overlay struktural di tahun 2035 saat usia perkerasan habis, skenario program pemeliharaan keempat terdiri dari overlay fungsional periodik lima tahun sekali serta overlay struktural di tahun 2035 saat usia perkerasan telah habis.
Program pemeliharaan struktur perkerasan yang direkomendasikan berdasarkan analisis biaya siklus hidup adalah skenario pemeliharaan pertama dengan pemeliharaan berbasis struktural berupa overlay dengan material HMA (P-401/403) dengan ketebalan desain setebal 7,5 cm pada yang dilaksanakan pada tahun 2025. Total biaya pemeliharaan selama siklus hidup sebesar Rp 36.539.000.000 (tiga puluh enam miliar lima ratus tiga puluh sembilan juta rupiah). Pada akhir periode analisis, skenario pemeliharaan pertama menghasilkan nilai PCI sebesar 87,7 pada section 1 dan section 3; 91,6 pada section 2; dan nilai PCN sebesar 64. Pemeliharaan berbasis struktural tidak hanya meningkatkan kinerja struktural tetapi juga mengembalikan kinerja fungsional dari struktur perkerasan ke kondisi seperti saat runway setelah dikonstruksi. Penundaan pemeliharaan kinerja struktural dapat menyebabkan kebutuhan biaya pemeliharaan akan menjadi lebih besar di masa mendatang. Rendahnya kinerja struktural yang dibiarkan terus menerus tanpa pemeliharaan berpotensi menurunkan kinerja fungsional yang ditandai dengan kerusakan yang terjadi pada permukaan, contohnya rutting dan crack yang menjadi kecenderungan kerusakan pada Runway 06-24.