digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Kinanti Aura Insani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Kinanti Aura Insani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Kinanti Aura Insani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Kinanti Aura Insani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Kinanti Aura Insani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Kinanti Aura Insani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebakaran tambang bawah tanah merupakan salah satu bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kelangsungan operasi pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem ventilasi dan pintu ventilasi terhadap simulasi kebakaran tambang emas bawah tanah. Lokasi kebakaran terjadi di jalur angkut yang disebabkan oleh mobil Light Vehicle (LV) bermesin diesel dan di DD04 yang disebabkan oleh alat bor elektrik 110 kWh. Simulasi kebakaran adalah selama satu jam dan tidak dilakukan secara bersamaan di kedua lokasi. HRR yang dihasilkan oleh mobil bermesin diesel dan alat bor elektrik secara berturut-turut adalah sebesar 1454,33 kW dan 4554,61 kW. Dari hasil simulasi menggunakan perangkat lunak Ventsim Design 6.0, dapat diketahui bahwa jika mematikan sistem ventilasi dan menutup pintu ventilasi saat terjadi kebakaran dapat menghasilkan kenaikan temperatur dan gas karbon monoksida yang signifikan pada lokasi kebakaran. Temperatur maksimal di jalur angkut dan di DD04 saat mematikan sistem ventilasi secara berturut-turut adalah 288,38 ?C dengan HRR 1352 kW dan 318,32 ?C dengan HRR 4395,45 kW. Pada kedua simulasi ini HRR yang dihasilkan lebih sedikit karena ketika tidak ada sistem ventilasi yang memadai, udara yang masuk ke lokasi sekitar terjadinya kebakaran lebih terbatas. Sementara itu, sistem ventilasi forcing akan meningkatkan nilai laju pelepasan panas. Berdasarkan hasil simulasi, faktor yang mempengaruhi temperatur dan gas karbon monoksida pada kebakaran adalah kuantitas bahan bakar sedangkan HRR dipengaruhi oleh jumlah oksigen dari sistem ventilasi yang ada.