Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak pemborosan (waste) dalam industri konstruksi, khususnya terhadap biaya pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Studi kasus dilakukan pada proyek Divisi Gedung PT. PP (Persero) Tbk. Pemborosan dalam proyek konstruksi sering kali menyebabkan peningkatan biaya yang signifikan dan penurunan efisiensi operasional. Dalam penelitian ini, jenis-jenis pemborosan yang umum terjadi diidentifikasi, termasuk pemborosan waktu, material, dan tenaga kerja. Faktor-faktor penyebab pemborosan tersebut dianalisis untuk memahami bagaimana masing-masing faktor berkontribusi terhadap pemborosan dan biaya proyek secara keseluruhan.Metode Lean Construction digunakan sebagai pendekatan untuk meminimalisir pemborosan dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas proyek. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner dan wawancara mendalam dengan personil kunci yang terlibat langsung dalam implementasi Lean Construction pada proyek yang diteliti. Analisis data dilakukan untuk menilai sejauh mana penerapan Lean Construction dapat mengurangi pemborosan dan biaya yang ditimbulkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waste Defect (12.7 %), Extraprocess (12.53%), Non – Utilized Talent (11.82 %) merupakan pemborosan yang dapat berdampak signifikan terhadap peningkatan biaya proyek, mencapai persentase yang cukup besar dari total anggaran proyek. Namun, dengan penerapan prinsip-prinsip Lean Construction, proyek dapat mengalami pengurangan pemborosan yang signifikan, yang secara langsung berdampak pada efisiensi biaya dan waktu. Selain itu, penerapan Lean Construction juga terbukti meningkatkan koordinasi antar tim dan menambah nilai keseluruhan proyek.Rekomendasi untuk meningkatkan implementasi Lean Construction disusun berdasarkan temuan penelitian ini, dengan harapan dapat memberikan panduan praktis bagi manajer proyek dan pelaku industri konstruksi untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi proyek di masa mendatang. Harapannya, hasil penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi pemborosan di sektor konstruksi, sekaligus mendukung pencapaian hasil proyek yang lebih baik.