Indonesia adalah salah satu negara dengan emisi gas rumah kaca (GRK) tertinggi,
mencapai 1.228.721,13 Gg CO2e pada tahun 2022. Pemerintah Indonesia telah
berusaha mengurangi emisi melalui mekanisme REDD+, yang bertujuan untuk
mengurangi deforestasi dan degradasi hutan sekaligus mendukung konservasi dan
kesejahteraan masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi
prioritas proyek REDD+ menggunakan metode Multi-Criteria Decision Making
(MCDM) dengan kriteria seperti restorasi ekosistem, reforestasi, pengurangan
emisi karbon, peningkatan pendidikan, dan konservasi spesies. Alternatif yang
dievaluasi meliputi hutan desa HDBB, HDNP, HDBT, HDPB, dan HDBL. Metode
MCDM yang digunakan mencakup AHP, SAW, WPM, TOPSIS, dan VIKOR.
Selain itu, hasil peringkat dari metode MCDM digunakan sebagai dataset untuk
klasifikasi menggunakan metode K-Nearest Neighbors (KNN), yang memberikan
validasi tambahan terhadap konsistensi hasil. Hasil penelitian menunjukkan HDNP
sebagai lokasi prioritas tertinggi di semua metode, diikuti oleh HDBB, HDPB,
HDBL, dan HDBT, yang menunjukkan konsistensi pendekatan MCDM dalam
menentukan lokasi proyek REDD+ yang efektif dan berkelanjutan.