Dimulainya pembangunan jalan penghubung gerbang Tol Gedebage KM 149 ini
merupakan lanjutan dari perjanjian kerja sama Summarecon Bandung dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membangun infrastruktur di wilayah timur
Bandung. Maka perlu dilakukan analisis dampak lalu lintas pembukaan gerbang tol
Gedebage KM 149 terhadap kinerja jaringan jalan perkotaan eksisting di Kota
Bandung. Proses analisis dilakukan dengan pemodelan pembebanan lalu lintas
menggunakan bantuan program pemodelan lalu lintas.
Pada tahun 2022 jaringan jalan perkotaan di Kota Bandung khususnya jalan ruas
utama memiliki tingkat pelayanan yang masih cukup baik dengan menunjukan nilai
Volume Capacity Ratio (VCR) sebesar 0.62. Maka perlu ada nya analisis dampak
lalu lintas yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah dengan difungsikan nya
gerbang Tol Gedebage KM 149 pada tahun 2022 hingga 2024 dapat memberi
dampak positif bagi kinerja jaringan jalan di Kota Bandung. sehingga perlu
perhitungan potensi pengguna tol dilakukan dengan metode discrete choice model
dan assignment model. Potensi pengguna tol yang akan beralih dengan tarif
tambahan Rp 3000 dan 10 menit waktu tempuh lebih cepat untuk golongan
kendaraan ringan (LV) sebesar 75.20% dan untuk kendaraan berat (HV) dengan
tarif Rp.9000 dan 10 menit waktu tempuh lebih cepat adalah sebesar 71.70%.
Hasil analisis menunjukkan pengoperasian gerbang Tol Gedebage KM 149 akan
menimbulkan dampak yang baik terhadap kenaikan kinerja jaringan jalan Kota
Bandung pada tahun 2022 dan 2024, tetapi pada saat beroperasi tahun 2024 kondisi
pengguna tol mengalami penurunan terutama pada gerbang Tol Gedebage Km 149
yang di sebabkan karena naiknya pergerakan lalu lintas yang membuat kondisi
jaringan di daerah akses tol semakin padat, sehingga pengguna tol lebih memilih
memakai selain jalan tol sebagai jalan alternatif. Maka diperlukan skenario
pengembangan jaringan jalan lebih lanjut untuk menanggulangi hal tersebut.