digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aliffia Dian Safitri
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Fenomena angin laut dapat mempengaruhi sirkulasi angin lokal di DKI Jakarta, kondisi ini selanjutnya ikut mempengaruhi pola sebaran PM2.5 yang ditunjukkan oleh hasil observasi pada penelitian sebelumnya menunjukkan konsentrasi PM2.5 di daratan lebih tinggi dibandingkan pesisir saat siang hari terjadi sea breeze. Akan tetapi, kajian simulasi pengaruh angin laut terhadap sebaran PM2.5 di DKI Jakarta masih terbatas, terutama terhadap hasil observasi yang ada. Pada simulasi ini, akan menggunakan kejadian SBF identifikasi hasil penelitian Mardliyah (2022) yang selanjutnya diverifikasi untuk diketahui bagaimana performa simulasi angin laut terhadap sebaran polutan menggunakan model WRFChem. Berdasarkan analisis performa tersebut, diharapkan dapat diketahui seberapa baik model WRF-Chem dalam mensimulasikan angin laut dan pola sebaran PM2.5 di DKI Jakarta selama periode pengamatan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa model cenderung underestimate terhadap data observasi. Dilihat dari parameter angin, angin dominan pada data observasi adalah angin calm, kemudian dari hasil simulasi menunjukkan nilai angin yang lebih kuat daripada observasi. Dari tutupan awan menunjukkan bahwa model memiliki lag waktu 3 jam terhadap data observasi. Sedangkan dari nilai PM2.5, korelasi yang bagus terjadi pada saat SBD lemah dengan nilai 0,82. Kemudian hasil simulasi menunjukkan nilai error yang kecil pada saat SBD kuat yang ditunjukkan dengan nilai RMSE yang lebih rendah daripada saat SBD lemah, dengan nilai 13,03. Pada saat SBD kuat, simulasi menunjukkan adanya sea breeze circulation, kecepatan angin laut 4 m/s, konsentrasi PM2.5 di dekat permukaan cenderung rendah, ketinggian penyebaran polutan mencapai 3 km, sehingga polutan tersebar dengan baik saat SBD. Sedangkan pada saat SBD lemah, kecepatan angin laut 2-3 m/s, tidak menunjukkan adanya sea breeze circulation, konsentrasi polutan di dekat permukaan cenderung tinggi, dengan ketinggian penyebaran polutan hanya mencapai 2 km, sehingga polutan tidak cepat terdispersi. Secara umum simulasi yang mendekati data observasi pada saat SBD lemah.