digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PERANCANGAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DOMESTIK ZONA 2 JAKARTA SEWERAGE SYSTEM (JSS), DKI JAKARTA
Terbatas  Maman Ruhiman
» Gedung UPT Perpustakaan

Jakarta Sewerage System (JSS) merupakan upaya pemerintah dalam menyediakan pengelolaan air limbah secara terpusat di DKI Jakarta. Proyek JSS menjadi bentuk perwujudan rencana induk Pengelolaan Air Limbah di DKI Jakarta yang disusun pada bulan Maret 2012, dari kerjasama antara PD PAL JAYA, Kementrian PUPR, dan JICA. Proyek JSS dibagi menjadi 15 Zona, mulai dari Zona 0 hingga Zona 14. Zona 2 melingkupi sebagian dari Kota Jakarta Utara dan sebagian dari Kota Jakarta Barat. Zona 2 meliputi keseluruhan Kelurahan Kapuk Muara, sebagian Kelurahan Pejagalan, dan sebagian Kelurahan Kapuk. Pembangunan Zona 2 merupakan bagian dari rencana jangka panjang JSS yang ditargetkan untuk tahun 2031 hingga 2050, dengan target mencakup 80% penduduk dan fasilitas yang ada dalam Zona 2. Sistem pengaliran yang didesain adalah sistem pengaliran air limbah secara terpisah, dengan pengaliran secara gravitasi menggunakan saluran konvensional. Jalur pipa yang didesain merupakan jalur pipa induk yang dibuat dengan mengikuti jalan eksisting, dan dipilih dari tiga alternatif jalur menggunakan metode SAW. Populasi desain dihitung melaui proyeksi penduduk menggunakan data dari sepuluh tahun terakhir. Ditemukan bahwa dengan cakupan pelayanan 80%, sistem penyaluran air limbah harus melayani 786.953 populasi ekivalen dengan timbulan air limbah sebesar 120 L/orang/hari. Berdasarkan perhitungan, pipa induk yang diperlukan dalam sistem penyaluran ini memiliki ukuran mulai dari 315 mm hingga 2000 mm. Pipa HDPE digunakan pipa berdiameter kecil, sedangakan pipa beton pre-cast digunakan untuk pipa berdiameter bespriar. Sistem perpipaan diletakkan dengan metode trenchless, dengan metode Horizontal Directional Drilling (HDD) untuk pipa HDPE, dan pipe jacking untuk pipa beton pre-cast. Dalam perancangan, terdapat 2 perlintasan sungai yang membutuhkan inverted siphon. Pembangunan diperkirakan akan memerlukan biaya (CAPEX) sebesar Rp 1.125.877.446.230,00, dengan biaya pemeliharaan tahunan (OPEX) sebesar Rp838.057.186.