digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Barry Mikail Satryo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Magnesium berpotensi sebagai biodegradable material karena modulus elastisitasnya yang mendekati tulang, yang dapat mencegah stress shielding. Namun, magnesium memiliki laju korosi yang tinggi dalam tubuh, sehingga perlu ditambahkan unsur mangan. Produksi paduan magnesium-mangan menggunakan metode Spark Plasma Sintering (SPS). Penelitian ini mengkaji pengaruh variasi temperatur dan tekanan dalam proses SPS terhadap sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan magnesium - 1,5 mangan. Serbuk digunakan sebagai material mentah dan dipreparasi menggunakan ball milling sebelum difabrikasi dengan SPS. Analisis struktur mikro mengungkapkan bagian berwarna gelap (MgO) dan terang (Mg), yang dikonfirmasi melalui analisa XRD. Uji densitas dilakukan dengan prinsip Archimedes. Terjadi peningkatan nilai densitas seiring dengan peningkatan temperatur dan tekanan SPS dari 1,767 g/cm3 menjadi 1,815 g/cm3. Uji tekan menunjukkan kekuatan tekan tertinggi pada spesimen (450-80) sebesar 167,22 MPa, dan kekuatan tekan terendah pada spesimen (400-40) sebesar 65,41 MPa. Uji korosi dengan metode polarisasi tafel pada larutan Simulated Body Fluid (SBF) di temperatur 37°C menunjukkan terjadinya penurunan laju korosi dari 12,87 mmpy menjadi 10,08 mmpy. Uji imersi selama 48 jam pada larutan SBF di temperatur 37 °C yang diamati dengan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) terjadi penurunan jumlah Mg yang lepas dari spesimen dari 172,48 mg/L menjadi 112,66 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan tekanan dan temperatur SPS meningkatkan densitas spesimen. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pergerakan dislokasi akan semakin sulit terjadi dan meminimalisir tempat untuk terjadinya inisiasi korosi, sehingga akan meningkatkan kekuatan tekan dan ketahanan korosi.