Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang dibangun melalui kerjasama Badang Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Jasa Marga dan PT. Wiranusantara Bumi. Jalan Tol ini dibangun sepanjang 64 km dan terbagi ke dalam 3 (tiga) seksi konstruksi, yaitu seksi 1 Jatiasih – Setu sepanjang 9.3 km, seksi 2 Setu – Taman Mekar sepanjang 24.85 km, dan seksi 3 Taman Mekar – Sadang sepanjang 27.85 km. Berdasarkan hasil investigasi lapangan, proyek ini memiliki berbagai masalah dalam bidang geoteknik, yaitu adanya konstruksi timbunan setinggi 8 meter di atas tanah lempung lunak sedalam 17 meter pada STA 09+775 s.d STA 09+900 dan adanya konstruksi lereng tegak atau memiliki kemiringan sebesar 90???? pada STA 15+000 s.d. 15+125. Tanah lempung lunak memiliki dampak yang cukup buruk dalam konstruksi jalan karena akan menyebabkan penurunan struktur cukup parah dan ironisnya proses penurunan ini akan berlangsung cukup lama sebagai akibat dari nilai permeabilitas tanah lempung yang sangat kecil. Akibatnya, penurunan tanah yang berlangsung cukup lama ini akan memberi kerusakan yang cukup parah pada struktur jalan. Adapun timbunan tinggi yang mencapai 8 meter dan lereng galian tegak dengan kemiringan 90???? memiliki potensi keruntuhan yang lebih tinggi sehingga penting untuk diberikan perkuatan.
Metode perbaikan tanah lempung lunak yang diajukan dalam tugas akhir ini adalah pemberian beban preloading dan pemasangan prefabricated vertical drain (PVD) dengan konfigurasi segitiga pada variasi pemasangan spasi PVD sebesar 1 meter, 1.25 meter, dan 1.5 meter. Pemasangan ini dilakukan untuk mempercepat waktu penurunan konsolidasi. Dari hasil pemasangan, diperoleh bahwa waktu yang dibutuhkan untuk proses penurunan konsolidasi pada masing-masing variasi pemasangan spasi PVD berturut-turut adalah 183 hari, 281 hari, dan 421 hari. Adapun metode perkuatan lereng timbunan yang diajukan adalah dengan menggunakan geotekstil berkekuatan 100 kN/m pada zona atas dan 150 kN/m pada zona bawah. Dari hasil pemeriksaan keamanan global menggunakan aplikasi PLAXIS 2D didapatkan bahwa nilai keamanan lerengnya adalah sebesar 1.478 untuk kondisi short term dan 1.589 untuk kondisi long term. Berdasarkan standard yang telah ditetapkan, dapat disimpulkan bahwa nilai keamanan lereng ini telah memenuhi batas minimum, yaitu 1.3 untuk kondisi short term dan 1.5 untuk kondisi long term.
Pada kasus lereng galian, metode perkuatan yang diusulkan adalah soil nailing dan sheet pile. Untuk soil nailing, perkuatan direncanakan akan dibuat adalah pola segiempat dengan spasi horizontal dan vertikal sebesar 1.5 meter dengan diameter lubang bor sebesar 100 mm. Adapun kemiringan nail bar dibuat bervariasi, yaitu sebesar 10????,15????, dan 20????. Dari hasil perancangan, didapatkan bahwa metode perkuatan ini untuk masing-masing variasi telah memenuhi syarat keamanan global, kegagalan cabut, kegagalan tarik, kegagalan geser, kegagalan dinding, kegagalan punching shear, dan kegagalan facing head stud. Namun, nilai defleksi yang terjadi masih belum memenuhi kriteria batas izin maksimum, yaitu sebesar 4.7 cm. Berdasarkan proses pengecekan ini, dapat disimpulkan bahwa metode perkuatan soil nailing untuk seluruh variasi belum mampu memenuhi kriteria desain yang telah ditetapkan.
Untuk sheet pile, perkuatan direncanakan menggunakan sheet pile baja PZ27 yang memiliki nilai driving distance 457.2 meter dan panjang penetrasi sedalam 9.5 meter. Dari hasil perancangan, didapatkan bahwa metode perkuatan ini untuk masing-masing variasi telah memenuhi syarat keamanan global, kegagalan basal heave, kegagalan blow-in, dan kegagalan piping. Namun, nilai defleksi yang terjadi masih belum memenuhi kriteria batas izin maksimum, yaitu sebesar 4.7 cm. Berdasarkan proses pengecekan ini, dapat disimpulkan bahwa metode perkuatan sheet pile untuk seluruh variasi belum mampu memenuhi kriteria desain yang telah ditetapkan.