Mobile commerce (m-commerce), bentuk khusus dari e-commerce, telah menjadi
tren yang berkembang selama beberapa tahun terakhir. M-commerce dapat
didefinisikan sebagai pembelian dan penjualan barang dan jasa di jaringan online
dengan dukungan perangkat seluler. Pengembangan aplikasi m-commerce sering
menghasilkan sistem yang kompleks dengan banyak fitur fungsional di antarmuka
pengguna. Namun fitur yang banyak tidak selalu membawa dampak positif dari
perspektif pengalaman pengguna terkait dengan Usability (Kemudahpakaian).
Kemudahpakaian adalah sejauh mana suatu produk dapat digunakan pengguna
tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Tingkat Kemudahpakaian yang
tinggi dapat mendorong pelanggan untuk menggunakan aplikasi tersebut secara
berkelanjutan, dan mendorong keloyalan pengguna. Atribut pembentuk
Kemudahpakaian mencakup atribut fungsional dan nonfungsional. Atribut
fungsional mengacu pada kemampuan aplikasi mendukung pencapaian tujuan
spesifik. Atribut nonfungsional terkait dengan kualitas sistem dalam mendukung
pengalaman pengguna secara keseluruhan. Walaupun kedua jenis atribut ini sangat
penting, penelitian yang menggunakan atribut fungsional dan nonfungsional secara
bersamaan dalam satu model, sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan membangun model struktural yang menganalisis hubungan
atribut fungsional dan nonfungsional secara bersamaan, terhadap nilai Kemudahpakaian
dan Continuance usage intention (Niat penggunaan berkelanjutan). Berdasarkan analisis
tersebut, penelitian ini merekomendasikan indikator dan atribut fungsional dan
nonfungsional yang diprioritaskan untuk diperbaiki. Originalitas dan konstribusi
baru dari penelitian ini adalah penggunaan atribut fungsional dan nonfungsional
dari aplikasi m-commerce secara bersamaan, dan analisis hubungan
Kemudahpakaian dan Niat penggunaan berkelanjutan.
ii
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dan
kuantitatif untuk pengembangan model. Pengembangan model dilakukan dengan
studi literatur dan metode kualitatif berupa wawancara untuk pengembangan model
penelitian awal menggunakan 11 atribut. Selanjutnya, survei dilakukan kepada 295
responden menggunakan purposive sampling untuk mengidentifikasi persepsi
pengguna. Pengujian dan analisis model dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Part Least Square Structural Equation Modeling (PLS SEM),
menggunakan aplikasi Smart PLS 3.3. Selanjutnya, Importance Performance
Matrix Analysis digunakan untuk menentukan prioritas pengembangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek nonfungsional yaitu: Produktivitas,
Navigasi, Kemampuan belajar, dan Kemampuan mengingat, memiliki efek
langsung yang positif terhadap Efisiensi penggunaan aplikasi, memungkinkan
pengguna untuk menggunakan fungsinya dengan mudah dan tepat. Faktor
fungsional yaitu Konten dan Sekuriti, memiliki efek langsung yang positif,
membuat pengguna lebih efektif dalam menggunakan aplikasi. Hasil penelitian ini
juga menunjukkan bahwa Kemudahpakaian dan Niat penggunaan berkelanjutan
aplikasi m-commerce ditentukan oleh Satisfaction (Kepuasan), Effectiveness
(Efektivitas), dan Efficiency (Efisiensi). Atribut Memorability (Kemampuan
mengingat), Navigation (Navigasi), dan Content (Konten), serta beberapa indikator
terkait, direkomendasikan untuk menjadi prioritas perbaikan. Berdasarkan hasil
penelitian ini disimpulkan bahwa atribut fungsional dan nonfungsional dapat
digunakan bersamaan dalam pembentukan model struktural yang terkait
Kemudahpakaian dan Niat penggunaan berkelanjutan.
Implikasi dari penelitian ini adalah rekomendasi bagi pengembang aplikasi m-
commerce dalam merancang aplikasi untuk memuaskan dan membantu pengguna
menyelesaikan tugas mereka dengan benar. Pendekatan holistik ini memberikan
pandangan komprehensif tentang seberapa baik aplikasi m-commerce selaras
dengan kebutuhan dan harapan pengguna dan diharapkan dapat meningkatkan Niat-
penggunaan-berkelanjutan pengguna.
Menimbang beberapa keterbatasan penelitian ini, penelitian selanjutnya
direkomendasikan untuk menambah keragaman dari subjek penelitian dalam hal
pengalaman dan keragaman pengguna dalam hal kemahiran teknologi, latar
belakang budaya, dan kebutuhan aksesibilitas. Dengan mengakomodasi berbagai
perbedaan ini, diharapkan model yang dihasilkan dapat diterapkan secara universal.