Summarecon Bandung, sebagai pengembangan kota mandiri pertama di Kota Bandung, menghadapi
tantangan penyediaan air bersih secara mandiri karena belum tersedianya jaringan distribusi air minum dari
PDAM Kota Bandung di wilayah Kecamatan Gedebage. Untuk mengatasi ketergantungan pada air tanah,
Summarecon Bandung merencanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas desain
120 LPS yang dibangun secara bertahap. Saat ini, IPA berkapasitas 20 LPS telah beroperasi, melayani 1.058
sambungan rumah (SR). Berdasarkan proyeksi kebutuhan air hingga tahun 2045, diperlukan peningkatan
kapasitas hingga 120 LPS untuk melayani 5.883 SR. Oleh karena itu, IPA II dengan kapasitas 100 LPS
direncanakan untuk dibangun dalam dua tahap, masing-masing 50 LPS, dengan tahap pertama beroperasi pada
2026 dan tahap kedua pada 2035. Perancangan IPA II diawali dengan proyeksi jumlah penghuni dan analisis
kualitas air baku dari air danau yang digunakan sebagai sumber. Parameter kekeruhan, warna, fekal koliform,
dan total koliform tidak memenuhi standar baku mutu air minum berdasarkan Permenkes No. 2 Tahun 2023,
sehingga mempengaruhi pemilihan unit pengolahan. Tiga alternatif desain dikembangkan menggunakan model
matriks Kawamura, JICA, dan SNI, dan dipilih menggunakan metode SAW. Alternatif terbaik mencakup
koagulasi tipe hidrolis dengan koagulan PAC, flokulasi dengan vertical baffle channel, sedimentasi dengan plate
settler, saringan pasir cepat, dan desinfeksi menggunakan kaporit. Dengan luas lahan yang tersedia sebesar
7.063,94 m², total lahan yang dibutuhkan hingga tahap II adalah 1.546 m². Investasi total yang diperlukan
mencapai Rp 6.001.428.581 dengan biaya operasional Rp 18.555.074.327 hingga 2045. Berdasarkan analisis
ekonomi, dengan NPV > 0, proyek ini dinyatakan layak secara ekonomi