Dalam kegiatan eksploitasi, produksi, dan transportasi minyak bumi, sering terjadi
pencemaran petroleum hydrocarbon akibat tumpahan, kecelakaan, dan
pembuangan tidak teregulasi. Pencemaran ini mengandung Total Petroleum
Hydrocarbon (TPH) berupa senyawa berbahaya seperti BTEX (benzena,
etilbenzena, toluena, xylena). Mikoremediasi menggunakan proses fungal untuk
menguraikan kontaminan menjadi bentuk yang lebih aman bagi lingkungan. Dalam
penelitian ini dipilih beberapa spesies jamur diantaranya jamur Rhizopus oryzae,
Saccharomyces cerevisiae, dan Marasmius sp. sebagai agen utama pendegradasi
TPH pada media yang diambil dari lahan terkontaminasi minyak bumi Minas Oil
Field Riau karena kemampuannya menghasilkan enzim lignolitik seperti LiP, MnP,
dan lakase. Variabel yang dipertimbangkan meliputi nutrien, pH, dan kadar air,
dengan perlakuan anaerob pada suhu 35°C baik dengan maupun tanpa bulking
agent. Tanah yang diuji berjenis loam dengan TPH awal 0,5-0,7%, total fosfor
93,49 mg/kg, nitrogen total 1097,7 mg/kg, kadar air 62%, dan pH 6. Hasil
menunjukkan degradasi TPH tertinggi oleh Marasmius sp. dengan bulking agent
(91,5%), diikuti R. oryzae (77,2%), dan S. cerevisiae (62,5%). Tanpa bulking agent
ketiga jamur cendererung memberikan hasil yang tidak jauh berbeda, yaitu sebesar
57%. Jamur R. oryzae mencapai laju biodegradasi tertinggi 0,151% per minggu dan
Marasmius sp. terendah 0,0836% per minggu. Dengan bulking agent, Marasmius
sp. mencapai laju tertinggi 0,1906% per minggu, sementara S. cerevisiae dan R.
oryzae mencapai laju yang sama, 0,1186% per minggu. Degradasi ini menghasilkan
pH akhir 5,5-5, kadar air 40%-50%, total fosfor 46-25 mg/kg, dan nitrogen total
kjehdahl 670-337 mg/kg