Bisnis drone di Indonesia berkembang pesat karena potensinya yang luas dan investasi signifikan dalam teknologi drone. Teknologi ini menjadi penting di berbagai sektor seperti pertanian, pertambangan lepas pantai, dan fotografi udara. Pasar drone global dan Asia juga mencerminkan pertumbuhan ini, dengan proyeksi peningkatan CAGR sebesar 7,1% yang didorong oleh penggunaan di berbagai industri dan investasi besar. Namun, penilaian bisnis drone di Indonesia menghadapi tantangan karena fokus pada aset tidak berwujud yang sering diabaikan oleh teori investasi tradisional dan sifat startup banyak perusahaan yang lebih mengutamakan penciptaan nilai daripada kesehatan keuangan.
PT MDT, didirikan pada tahun 2016, menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk layanan pemetaan udara dan bermitra dengan industri seperti pertanian, pertambangan lepas pantai, dan fotografi udara. Mereka juga menawarkan program sertifikasi pilot UAV dan menjual produk serta suku cadang terkait. Meskipun menawarkan berbagai layanan dan produk, PT MDT mengalami pertumbuhan stagnan dan perlu memaksimalkan produktivitas dengan sumber daya yang ada. Manajemen khawatir tentang penilaian potensi merger dan menghadapi tantangan dalam menjaga catatan keuangan yang jelas serta mempertimbangkan risiko industri.
Analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan PT MDT didorong oleh layanan pemetaan dan pemeliharaan, meskipun terjadi penurunan penjualan produk. Sementara kesehatan keuangan meningkat, biaya produksi dan pengeluaran yang tinggi menantang profitabilitas. Margin Laba Kotor (GPM) dan Margin Laba Operasional (OPM) yang positif menunjukkan potensi, namun Margin Laba Bersih (NPM) masih negatif. Perluasan layanan, peningkatan efisiensi, dan pemanfaatan teknologi serta kemitraan disarankan. Strategi ini dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan nilai perusahaan PT MDT, yang saat ini diperkirakan sebesar 3,84 Milyar Rupiah.