BAB 1 Zaenal Arifin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Zaenal Arifin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Zaenal Arifin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Zaenal Arifin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Zaenal Arifin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Zaenal Arifin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumberdaya alam yang
cukup melimpah salah satunya adalah sumberdaya batubara. Batubara sampai saat
ini masih menjadi sumberdaya energi yang esensial di Indonesia. Salah satu
masalah yang timbul dalam usaha pertambangan batubara adalah terjadinya
swabakar atau spontaneous combustion. Swabakar adalah salah satu fenomena
terbakarnya batubara secara spontan yang terjadi pada batubara pada waktu
batubara tersebut disimpan di storage/stockpile dalam jangka waktu tertentu.
Setiap negara memiliki metode tersendiri untuk memahami swabakar batubara
dengan parameter yang berbeda. Salah satu metode yang sering digunakan adalah
metode oksidasi adiabatik. Metode ini menghasilkan kurva temperatur terhadap
waktu yang menjelaskan proses oksidasi batubara dengan oksigen dari temperatur
40 oC sampai terbakar. Pada penelitian ini, metode oksidasi adiabatik menggunakan
batubara Indonesia dengan parameter yang digunakan adalah variasi ukuran butir
65-80 mesh, 100-140 mesh, 170-200 mesh, debit suplai oksigen 0.05 L/Min, 0.1
L/Min, dan tingkat pemadatan 0 KPa, 10 KPa. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa pada pengujian dengan berbagai parameter menunjukan laju kenaikan
temperatur dari 40-70 oC dapat menggambarkan kecenderungan swabakar batubara.
Nilai laju swabakar terbesar adalah 14.75 oC/h pada sampel dengan ukuran 170-200
mesh tanpa pemadatan dengan debit oksigen 0.05 L/Min. Secara umum pengaruh
ukuran butir terhadap laju swabakar adalah semakin kecil ukuran butir akan
mempercepat laju swabakar batubara. Secara umum faktor tingkat pemadatan akan
menghambat laju swabakar batubara
Pada beberapa kasus tertentu dengan parameter variasi ukuran butir, semakin kecil
ukuran butir akan memperlambat laju swabakar pada kondisi temperatur yang
tinggi yang disebabkan oleh penghambatan kontak antara luas permukaan batubara
dengan oksigen oleh hasil produk swabakar. Pada beberapa kasus tertentu dengan
parameter tingkat pemadatan, semakin besar tingkat kompaksi akan mempercepat
laju swabakar batubara pada kondisi temperatur yang tinggi yang disebabkan oleh
adanya pengungkungan panas pada proses swabakar batubara.