digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

REZA PAHLAWAN ABSTRAK
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Globalisasi pop Korea Selatan atau K-pop membuat investasi di industri tersebut makin menarik. Namun demikian, seiring maraknya digitalisasi dan masifnya kesuksesan BTS, idola-idola generasi ke-4 makin kompetitif dalam meraih rekor baru; kepopuleran makin sulit dievaluasi; dan investasi makin berisiko. Di sisi lain, kemenangan di acara musik merupakan suatu tolok ukur kepopuleran seorang idola. Dengan kerangka tersebut, evaluasi kepopuleran dapat dilakukan. Penelitian ini selain bertujuan untuk melakukan analisis regresi, juga menghimpun data kemenangan idola pop Korea Selatan generasi ke-4. Untuk mengakomodasi lebih banyak risiko, parameter-parameter regresi ditaksir melalui metode maximum likelihood dan penaksiran kokoh yang diajukan Croux & Haesbroeck (2003) yang juga disebut penaksir Bianco-Yohai terboboti (WBY). Data terhimpun memuat 306 rilisan pada 2018–2022 dari 69 idola generasi ke-4 yang memuat status kemenangan; gender idola; bulan perilisan; banyak lagu dalam album; banyak views MV pada 2-4 bulan setelah perilisan; banyak streams dan pendengar unik kumulatif Melon per 3 Juli 2024; banyak streams Spotify per 4 Juli 2024; dan banyak penjualan album di Hanteo. Variabel-variabel kontinu memiliki distribusi yang sangat menceng, banyak pencilan, dan berkorelasi tinggi satu sama lain. Pada variabel-variabel kategorikal, hanya gender dan status kemenangan yang memiliki perbedaan proporsi antarlevel. Idola pria unggul pada penjualan album, sedangkan wanita pada views MV, streams Melon dan Spotify, pendengar unik, dan status kemenangan. Selain itu, kejadian menang berhubungan dengan nilai variabel-variabel kontinu yang tinggi. Melalui analisis regresi, diperoleh model regresi logistik yang memiliki kecocokan yang baik dengan data dan kemampuan diskriminasi yang luar biasa. Enam pola kovariat yang tak lazim telah diidentifikasi dan dianalisis pengaruhnya terhadap kecocokan. Dengan pertimbangan observasi yang logis dan dampak yang tidak terlalu besar pada kecocokan, keenam pola kovariat dipertahankan dalam data untuk penaksiran.