digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ALMA JUSTICA ABSTRAK
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Lahan gambut di Provinsi Riau memiliki peran penting dalam penyimpanan karbon dan regulasi iklim Indonesia, namun menghadapi ancaman kebakaran yang berulang akibat faktor-faktor seperti deforestasi dan aktifitas manusia. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah studi dilakukan dengan tujuan mengembangkan pemetaan spasial risiko kebakaran lahan gambut, khususnya di Provinsi Riau, Indonesia serta mengestimasi total kerugian ekonomi akibat kebakaran tersebut dengan mempertimbangkan unsur probabilistik yang diperoleh melalui model regresi logistik. Penelitian ini menggunakan data titik panas/kebakaran aktif dari NASA FIRMS, data tinggi muka air dari PRIMS Gambut, dan data peta topografi dari BIG. Model regresi logistik diterapkan untuk memprediksi kemungkinan terjadi kebakaran berdasarkan variabel seperti tinggi muka air, radius terdekat dengan aktivitas manusia, dan jenis vegetasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi logistik yang dikembangkan memiliki akurasi 63,74% dalam memprediksi kebakaran lahan gambut. Variabel-variabel yang signifikan meliputi tinggi muka air, radius terdekat dengan aktivitas manusia, serta keberadaan ladang, hutan, dan semak belukar. Peta spasial risiko kebakaran yang dihasilkan menunjukkan lima tingkat risiko: rendah, rendah tinggi, sedang, sedang tinggi, dan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, dari seluruh lahan gambut di Provinsi Riau, 13,01% merupakan lahan gambut dengan risiko rendah, 29,05% memiliki risiko rendah tinggi, 12,38% memiliki risiko sedang, 31,64% memiliki risiko sedang tinggi, dan 13,93% memiliki risiko tinggi. Estimasi kerugian ekonomi akibat kebakaran lahan gambut di Provinsi Riau mencapai 17,2 triliun rupiah (atau setara dengan 1 miliar dolar AS) berdasarkan hasil simulasi Monte Carlo. Ini mencakup kerugian di berbagai sektor termasuk perkebunan, kehutanan, hutan bakau, keanekaragaman hayati, dan emisi karbon, menekankan konsekuensi multifaset dari kebakaran lahan gambut.