digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sena Wiweka Sabil Sianturi
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Lamun memiliki banyak fungsi dan manfaat terutama untuk daerah pesisir, seperti produktivitas primer, tempat pemijahan, tempat berkembang biak, sumber pangan, dan laiinnya. Hal ini menyebabkan lamun perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan lamun bisa dipermudah dengan adanya citra satelit yang dapat memantau lamun dalam skala luas dan waktu singkat. Salah satu citra satelit yang bisa digunakan adalah citra satelit Sentinel-2A dengan resolusi spasial 10 meter. Penelitian ini akan meninjau perubahan luasan lamun dari tahun 2020-2023, serta perubahan saat musim barat dan timur dengan data tahun 2019. Pemetaan lamun dengan citra satelit bisa dipermudah dengan metode Depth Invariant Index yang mana metode ini adalah metode untuk mengurangi efek kolom air sehingga objek akan teridentifikasi dengan baik dan benar walaupun berada di bawah permukaan air. Berdasarkan penelitian, luasan lamun di pesisir Gunung Kijang cenderung berubah-ubah dengan trend yang menurun yang memiliki arti bahwa luasan lamun akan semakin turun di kemudian tahun. Luasan lamun di pesisir Kecamatan Gunung Kijang dari tahun 2020 ke 2023 mengalami degradasi dengan total sebesar 262,26 ha dengan degradasi tiap tahunnya sebesar 87,42 ha/tahun dengan persentase sebesar 13,02%. Penurunan luasan lamun di pesisir Gunung Kijang cenderung diakibatkan oleh penurunan nilai parameter oseanografi salinitas yang menyebabkan salinitas berada di luar rentang nilai baku mutu lamun. Terdapat perubahan luasan pada musim barat dan timur, yang mana saat musim barat luas lamun lebih kecil dari musim timur karena pada musim barat lamun tertutup pasir yang diindikasikan dari kecepatan arus pada musim barat yang lebih besar. Selain itu, perubahan luasan juga bisa diakibatkan oleh beberapa aktivitas manusia di sana.