Kota Denpasar merupakan salah satu pusat kota yang teramai di Bali. Denpasar sangat mengandalkan keindahan dan keunikan lingkungan alam dan budaya, yang didukung oleh program “Desa Lestari”. Terkait dengan keunikan tadi, pariwisata Kota Denpasar sangat rentan oleh isu-isu lingkungan seperti sanitasi lingkungan, pencemaran lingkungan, serta krisis air. Sehingga diperlukan kawasan pengelolaan air di Kota Denpasar yang mampu mengendalikan volume air sehingga dapat mengendalikan banjir saat musim hujan dan kelangkaan air bersih dimusim kemarau, tesis ini mengangkat Perancangan Kawasan Pengelolaan Air Berbasis Konsep Sponge City dengan Sistem Subak di Kota Denpasar yang memperhatikan langkah-langkah teknis komprehensif dari infiltrasi, detensi, retensi, purifikasi, utilisasi, dan pembuangan air hujan lalu dengan perpaduan konsep Sponge City dan Sistem Subak dilakukan untuk mengefisienkan penerapan dan menjadi ciri khas dimana terdapat perbedaan antara Sponge City yang berada di Bali dan di daerah maupun negara lainnya.
Perancangan ini dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pengelolaan air di Kota Denpasar sesuai dengan potensi dan permasalahan khususnya permasalahan banjir dan krisis air bersih. Untuk itu dalam perancangan ini dilakukan dengan Pengumpulan data perancangan lanskap dari metode LaGro (2007) berdasarkan atribut fisik, atribut biologi, dan atribut budaya, yang luarannya dianalisis dengan memperlihatkan potensi kendala yang menghasilkan kriteria perancangan sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar di Kota Denpasar. Setelah itu, pendekatan konsep Sponge City dan Sistem Subak dilakukan untuk mengetahui indikator apa saja yang akan diterapkan pada perancangan serta menggunakan Lanskap Gumi Banten sebagai basis dalam penggunaan vegetasi.
Perancangan mencakup penempatan, penampungan dan pengolahan air, kawasan aktivitas publik dalam upaya penyediaan ruang. Terdapat tiga aspek dalam perancangan yaitu aspek lingkungan dimana perancangan memfokuskan pada pengolahan dan penyimpanan air, aspek sosial menyediakan fasilitas aktivitas masyarakat Kota Denpasar, dan aspek ekonomi memperluas retensi terhadap perluasan bisnis dan objek wisata di Kota Denpasar. Hasil dari perancangan ini dapat disimpulkan bahwa Tipologi Sponge City dapat diintegrasikan dengan Sistem Subak dan sistem pengelolaannya mempertimbangkan aspek ketahanan dan keberlanjutan lingkungan.