Abstrak - Kenesha Abelanaja Adhari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Banyak kasus dimana pelaku kejahatan mencoba menyembunyikan atau menghilangkan jejak dengan menyimpan mayat korban dalam kondisi yang beragam, salah satunya di dalam mobil. Entomologi forensik telah diterapkan untuk menyelesaikan kasus investigasi pembunuhan termasuk di Indonesia. Namun, tidak banyak acuan mengenai penelitian entomologi forensik serta aplikasinya di Indonesia sehingga masih diperlukan adanya penelitian untuk mengembangkan keilmuan entomologi forensik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan kondisi model mobil terhadap dekomposisi dan suksesi serangga Diptera dan Coleoptera pada kadaver kelinci. Penelitian dilakukan di lahan terbukakawasan Pasirluyu, Kota Bandung menggunakan tiga kadaver kelinci dengan beratbadan ± 2 kg yang diletakkan dalam tiga jenis perlakuan, yaitu model mobil tertutup sempurna (K1), model mobil terbuka sedikit (K2), dan perlakuan kontrol (KTR). Dilakukan pengamatan parameter mikroklimat, suhu dan kelembapan di dalam model mobil, pengumpulan dan identifikasi serangga Diptera dan Coleoptera, serta pengamatan tahap dekomposisi kadaver. Hasil penelitian menunjukkan Jenis serangga yang teridentifikasi pada proses dekomposisi kadaver kelinci berasal dari ordo Diptera (Calliphoridae, Sarchophagie, Muscidae, Lauxaniidae, Piophilidae) dan Coleoptera (Histeridae dan Cleridae). Laju dekomposisi kadaver kelinci jauh lebih lambat pada model K1 dibandingkan laju dekomposisi pada model K2 yang disebabkan oleh faktor lingkungan serta kedatangan serangga Diptera dan Coleoptera. Pola suksesi yang ditemukan pada model K1 berbeda dengan pola suksesi pada model K2. Pola suksesi pada kedua model mobil diawali dengan kedatangan serangga pada tahap dekomposisi fresh dan bloated, yaitu Diptera dari famili Piophilidae, Calliphoridae, Sarchophagie, dan Muscidae yang dilanjutkan oleh famili Diptera lain, yaitu Lauxaniidae pada tahap dekomposisi active decay. Pada tahap dekomposisi post decay dan skeletal, serangga Coleoptera berupa Histeridae dan Cleridae hanya ditemukan pada model K2, sedangkan pada model K1 tidak ditemukan serangga Coleoptera karena tidak adanya potensi akses untuk serangga terhadap kadaver kelinci.