digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK TERPUSAT SKALA PERMUKIMAN DI KELURAHAN KAPUK, KECAMATAN CENGKARENG, KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
Terbatas  Maman Ruhiman
» Gedung UPT Perpustakaan

Kelurahan Kapuk merupakan salah satu target wilayah perencanaan untuk mengurangi angka BABS di wilayah DKI Jakarta. Tercatat sebanyak 2.235 KK atau sekitar 4% yang masih melakukan praktik BABS. Pada tahun 2024 pemerintah DKI Jakarta telah menargetkan 0 BABS. Namun, penurunan angka BABS setiap tahunnya belum tercapai secara signifikan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya upaya perbaikan dengan perencanaan SPALD di Kelurahan Kapuk. Sistem Pengelolaan Limbah Domestik yang diusulkan terdiri atas sistem terpusat dan individu. Penyebaran lokasi BABS diketahui dengan cara survei langsung ke lokasi dengan metode transectwalk. Sistem Terpusat akan dibangun di RW 01 RT 10 dengan kapasitas pelayanan 100 SR. Kawasan ini tergolong kawasan spesifik karena dikelilingi rawa hasil land subsidence dan sebagian rumahnya merupakan rumah apung. Alternatif yang dikembangkan dalam sistem penyaluran terdiri dari 2 jalur perpipaan dan 2 teknologi dengan pengolahan utama yaitu Anaerobic Baffled Reactor dan Activated Sludge. Pemilihan alternatif dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan pertimbangan beberapa kriteria yaitu efisiensi pengolahan, lumpur yang dihasilkan, kebutuhan lahan, dampak lingkungan, biaya operasional, biaya konstruksi, kemudahan operasional dan pemeliharaan, panjang pipa, banyaknya pondasi dan galian, dan kebutuhan aksesoris pipa. Sistem yang terpilih adalah Jalur 1 dengan panjang 568,51 meter dan teknologi Anaerobic Baffled Reactor. Sebagian sistem pengaliran dirancang di atas permukaan air dan mengalir secara gravitasi dengan debit rata-rata 1,29 liter/detik. Sistem pengolahannya terdiri dari barscreen, bak ekualisasi, Anaerobic Baffled Reactor (ABR), Aerobic Filter, dan Desinfeksi. Berdasarkan analisis finansial, alternatif yang dipilih dapat diterapkan dengan skenario bantuan biaya operasional dan pemeliharaan dari APBD sebesar Rp118.000.000,- per tahun selama 22 tahun.