digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_IFTITAH SUDIONO
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia: Air dan Lingkungan (2020) menyatakan bahwa di Indonesia masih terdapat 57,42% rumah tangga yang membuang air limbah domestiknya ke got/selokan/sungai. Sementara itu, hanya 1,28% rumah tangga yang tersambung dengan SPALD-T. Sisanya sebagian besar menggunakan teknologi SPALD-S berupa tangki septik. Saat ini, tercatat ada sebanyak 221 IPLT di Indonesia (Ditjen Cipta Karya, 2023). Namun, kurang dari 10% dari total IPLT yang berjalan secara optimal (Putri & Hermana, 2015). Maka dari itu, masih terdapat potensi pencemaran dari kegiatan BABS tertutup maupun lumpur tinja yang tidak terolah dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai faktor beban pencemar pada lumpur tinja di wilayah Kota Bandung. Perhitungan potensi beban pencemar dari rumah tangga tanpa IPAL dihitung dengan mengalikan jumlah penduduk dengan faktor beban pencemar. Dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf kesalahan 10%, dilakukan pengambilan 42 sampel lumpur tinja dari tangki septik yang memenuhi akses sanitasi aman, yakni tangki septik yang disedot setidaknya sekali dalam lima tahun terakhir. Dari hasil uji laboratorium diperoleh faktor beban pencemar sebesar 504,5 gram TSS/orang/hari, 65,2 gram BOD/orang/hari, 325,1 gram COD/orang/hari, dan 4 gram NH3/orang/hari. Uji Spearman Rank menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara periode pengurasan tangki septik dengan faktor beban pencemar BOD dan amonia, tetapi terdapat korelasi positif kuat antara periode pengurasan tangki septik dengan faktor beban pencemar COD dan TSS.