Pengenalan wajah menggunakan representasi sparse atau dikenal dengan Sparse
Representation Classification (SRC) menjadi topik yang terus dikembangkan oleh
banyak peneliti dalam beberapa tahun ini. Metode ini telah dapat menjawab
tantangan dari masalah pada pengenalan wajah seperti oklusi atau bagian wajah
yang terhalang hingga 40%, dan citra rusak (corrupted image) hingga 70%.
Untuk tantangan lainnya seperti iluminasi, ekspresi dan variasi pose, metode SRC
mengatasi dengan cara menambahkan sampel pada citra latih. Namun penambahan
sampel akan membebani komputasi, dimana metode ini telah terbebani dengan
masalah penyelesaian solusi minimisasi-1. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan
pada metode SRC untuk menurunkan beban komputasi dengan cara mengurangi
ukuran kamus citra latih dengan menggunakan proyeksi acak dan dikombinasikan
dengan teknik pengelompokan/ clustering untuk mengurangi perhitungan.
Selain itu untuk mengurangi waktu komputasi dilakukan modifikasi perhitungan
residual berdasarkan koherensi antar kelompok/ grup. Harapannya adalah
metode SRC akan dapat diaplikasikan untuk keperluan Ubiquitous Computing
dengan komputer kemampuan terbatas (low computing device). Dengan menggunakan
matriks proyeksi acak (?) dapat mempertahankan kinerja pengenalan wajah
sementara pengurangan dimensi diterapkan secara signifikan, dengan demikian
beban komputasi pada pengenalan wajah berbasis SRC dapat dikurangi terutama
untuk aplikasi tertentu yang sesuai yang membutuhkan respons cepat pengenalan
wajah dan menerima kinerja akurasi yang ditawarkan. Matriks ? terbaik
harus diperoleh secara iteratif dalam upaya terpisah sebelum digunakan dalam
algoritma SRC. Matriks ? terbaik ini bersifat dinamis terhadap kelompok sampel
yang berbeda, atau sampel baru yang ditambahkan ke dalam kelompok dapat
mengubah matriks acak terbaik. Penurunan beban komputasi juga dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah sampel latih yang diproyeksikan menjadi hanya
sampel yang paling dekat, yang dikelompokkan berdasarkan penyebaran antar
kelas yang berasal dari kriteria Fisher. Setelah menghitung klaster dengan jarak
terdekat dengan sampel uji, yang selanjut menggunakan algoritma SRC sebagai
proses klasifikasi. Pengujian dilakukan pada dataset AT&T, Yale B, Georgia Tech,
dan AR. Dari simulasi dengan menggunakan bahasa pemograman Python menunjukkan
bahwa proyeksi acak yang dikombinasikan dengan metode pengelompokan
berdasarkan sebaran akan mengurangi waktu komputasi dan bahkan dapat
meningkatkan akurasi.