digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Kurniawan Bogo Yustanto
PUBLIC Alice Diniarti

Keterlambatan proyek konstruksi yang sering terjadi menyebabkan kerugian bagi kontraktor dan owner, termasuk pembengkakan biaya dan menurunnya kredibilitas. PT. Hutama Karya (Persero) sebagai salah satu kontraktor nasional skala besar yang mengalami keterlambatan proyek dapat berdampak pada target kinerja dan laba perusahaan. Adanya keterlambatan proyek high rise building dalam kurun waktu 6 tahun terakhir pada PT. Hutama Karya (Persero) dapat mengakibatkan target kinerja dan target laba dari perusahaan akan sulit tercapai, dikarenakan terjadi pembengkakan biaya pelaksanaan akibat dari keterlambatan proyek tersebut. Dengan adanya manajemen yang baik maka keterlambatan tersebut dapat segera diidentifikasi, dievaluasi dan dilakukan mitigasinya, sehingga mampu semua proyek dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan pekerjaan pada proyek-proyek high rise building yang dikerjakan oleh PT. Hutama Karya (Persero), mengetahui peringkat (ranking) pengelompokan faktor-faktor penyebab keterlambatan pekerjaan pada proyek- proyek high rise building yang dikerjakan oleh PT. Hutama Karya (Persero), dan mengetahui faktor dominan penyebab utama keterlambatan penyelesaian proyek high rise building yang dikerjakan oleh PT. Hutama Karya (Persero). Identifikasi faktor risiko dilakukan menggunakan metode studi literatur dan dilanjutkan penyebaran kuesioner identifikasi risiko. Setelah faktor-faktor risiko terindentifikasi, dilanjutkan penyebaran kuesioner penilaian risiko berdasarkan probabilitas dan dampak dengan responden pihak manajemen proyek-proyek high rise building yang dikerjakan oleh PT. Hutama Karya (Persero). Metode yang digunakan dalam penelitian metode Agglomerative Hierarchical Clustering (AHC) yang menghasilkan cluster-cluster dari faktor risiko keterlambatan pelaksanaan proyek. Analisis menggunakan metode AHC dapat membentuk cluster berdasarkan probabilitas dan dampak dari faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek high rise building. Pada tahapan AHC dilakukan penggabungan faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek menggunakan pendekatan euclidean distance dan centroid linkage. Euclidean distance pada AHC bertujuan untuk mengukur jarak sehingga dalam satu anggota cluster dapat memiliki karakteristik probabilitas dan dampak yang sama sedangkan fungsi dari centroid linkage adalah menggabungkan faktor (leaf) atau cluster kecil (nodes) menjadi cluster yang lebih besar (root). Data mean dari probabilitas dan dampak yang dianalisis menggunakan AHC, kemudian dilanjutkan dengan penentuan ranking cluster dan faktor dominan menggunakan metode Euclidean Distance. Euclidean Distance sebagai tools pengukuran jarak dari cluster yang telah didapatkan sehingga dapat diketahui ranking cluster dan faktor dominannya. Dihasilkan 32 faktor risiko dari tahap identifikasi risiko yang relevan sebagai penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek high rise building yang dikerjakan oleh PT. Hutama Karya. Pada analisis AHC diperoleh 3 cluster utama yakni Cluster 1 berisi 23 anggota, Cluster 2 berisi 6 anggota, dan Cluster 3 berisi 3 anggota faktor risiko. Pada tahap perhitungan nilai Euclidean distance untuk penentuan ranking cluster dan faktor dominan. Diperoleh hasil bahwa Cluster 2 dengan nilai 5,070 merupakan ranking pertama, selanjutnya ranking kedua yaitu Cluster 1 dengan nilai 4,247, dan ranking ketiga adalah Cluster 3 dengan nilai 3,190. Sehingga, Cluster 2 dapat disebut sebagai high overall risk karena memiliki tingkat probabilitas dan dampak yang tinggi dalam menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek high rise building pada PT. Hutama Karya (persero) yakni keterlambatan kedatangan peralatan dan material, kurangnya pengawasan terhadap pekerja, keputusan penting managemen yang lama, kurangnya koordinasi antara owner, konsultan dan kontraktor, perubahan desain dan desain yang kurang lengkap, dan rendahnya keahlian/ kemampu dari pekerja. Cluster 1 sebagai moderate overall risk dan Cluster 3 sebagai low overall risk.