Biodiesel adalah bakar alternatif yang tersusun atas metil ester asam lemak (FAME) yang
diproduksi melalui proses transesterifikasi dari minyak nabati atau lemak hewani.
Penggunaan campuran biodiesel dalam bahan bakar diesel dapat mengurangi emisi gas
buang yang berbahaya bagi lingkungan. Meskipun begitu, masih terdapat kelemahan
dalam penggunaan biodiesel yakni stabilitas penyimpanan yang rendah dan sifat
higroskopis biodiesel. Sifat higroskopis biodiesel menciptakan lingkungan yang baik bagi
mikroorganisme untuk tumbuh. Stabilitas biodiesel yang rendah disertai dengan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme memunculkan permasalahan
yaitu biokorosi pada logam dan penurunan kualitas bahan bakar. Salah satu cara
menanggulangi korosi adalah dengan penggunaan inhibitor.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh penggunaan inhibitor berupa
minyak cengkeh, minyak eukaliptus, dan glutaraldehida terhadap pembentukan biofilm
Pseudomonas sp., korosi baja karbon ST-37, dan kualitas bahan bakar B35 pada sistem
tangki penyimpanan biodiesel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan
minyak atsiri pada konsentrasi 5000 ppm mampu menurunkan nilai laju korosi pada baja
karbon sedangkan penambahan glutaraldehid sebanyak 500 ppm meningkatkan laju
korosi pada baja karbon. Pertumbuhan biofilm dan korosi sumuran yang teramati
berkurang secara signifikan dengan penambahan minyak atsiri dan minyak eukaliptus,
sementara penambahan glutaraldehid menyebabkan biofilm hampir tidak tumbuh pada
permukaan baja karbon. Biofilm dan EPS yang diproduksi oleh Pseudomonas sp.
tersusun atas senyawa polisakarida, protein, senyawa keton, asam karboksilat, dan
alkohol. Aktivitas Pseudomonas sp diketahui menyebabkan kenaikan bilangan asam B35
dan penambahan minyak atsiri diduga mempromosikan produksi asam lebih lanjut. Hasil
yang berbeda dihasilkan pada penambahan glutaraldehid di mana tidak terjadi kenaikan
bilangan asam B35 secara signifikan. Aktivitas Pseudomonas sp. diketahui dapat
mereduksi besi menjadi produk-produk korosi berupa hematit, goethit, dan vivianite.