Penelitian ini mengkaji kinerja perumahan dan strategi akomodasi PT Freeport Indonesia (PTFI) di area operasional Highland, dengan menerapkan teori Highest and Best Use (HBU) untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan mengatasi ketidakefisienan dalam alokasi perumahan karyawan. PTFI menyediakan dua jenis akomodasi utama: status lajang dan status keluarga, yang bervariasi ukurannya berdasarkan tingkat karyawan. Analisis kepadatan populasi berkisar dari daerah dengan kepadatan sangat rendah hingga sangat tinggi, terutama di barak non-staf. Tantangan utama yang diidentifikasi termasuk kepadatan berlebih di akomodasi non-staf, yang menyebabkan masalah privasi dan penurunan kualitas hidup. Ke depan, PTFI berencana untuk memperluas operasi penambangannya, yang berpotensi meningkatkan jumlah tenaga kerja. Namun, perluasan lahan di area Highland terkendala oleh ketidakstabilan geoteknik. Menggunakan analisis data kualitatif, wawancara dengan pemangku kepentingan utama mengungkapkan wawasan tentang praktik penggunaan lahan saat ini, hambatan terhadap optimalisasi, dan skenario masa depan yang mempengaruhi operasi Highland PTFI. Perspektif ini akan menginformasikan strategi untuk meningkatkan pemanfaatan lahan dan perencanaan akomodasi. Menerapkan teori HBU, penelitian ini mengusulkan strategi untuk memaksimalkan produktivitas dan nilai lahan dengan mengubah area yang kurang dimanfaatkan menjadi bangunan bertingkat, termasuk merelokasi gudang dari area perumahan untuk membebaskan lahan untuk perumahan. Untuk mengevaluasi kelayakan finansial dari perubahan yang diusulkan ini, studi ini menerapkan analisis Nilai Sekarang Bersih (NPV), Indeks Profitabilitas (PI), dan Rasio Manfaat-Biaya (BCR). Temuan dan rekomendasi penelitian ini bertujuan untuk memberikan PTFI strategi komprehensif dalam mengatasi tantangan perumahannya, menyeimbangkan kebutuhan akan kapasitas yang meningkat dengan peningkatan kualitas hidup karyawan, sambil memaksimalkan penggunaan sumber daya lahan yang tersedia.