digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Rae Tisha Vania [27121325]
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergeseran representasi sosok ibu Asia di Hollywood melalui film “Everything Everywhere All at Once”, dengan fokus pada karakter Evelyn Wang. Film ini juga menunjukkan pergeseran penting dalam representasi ibu Asia di Hollywood. Film ini menampilkan Evelyn yang mengelola usaha binatu bersama suaminya, Waymond, sambil merawat ayahnya yang sudah tua dan mencoba menjalin hubungan yang baik dengan putrinya, Joy. Melalui perjalanan lintas dimensi, Evelyn menemukan versi dirinya yang berbeda di berbagai alam semesta, dari seorang bintang film hingga ahli kung fu. Penggambaran ini menunjukkan bahwa identitas seseorang tidak statis tetapi terdiri dari berbagai kemungkinan dan potensi. Evelyn digambarkan sebagai individu yang kompleks dan multidimensional, melampaui stereotip ibu Asia yang kaku dan disiplin. Latar tempat dalam film ini juga memainkan peran penting. Usaha binatu Evelyn mencerminkan kehidupan sehari-hari yang realistis dan penuh tekanan, menunjukkan dedikasi dan kerja keras yang sering kali diabaikan dalam representasi stereotip negatif ibu Asia. Kantor IRS dan dimensi nihilistik menunjukkan tekanan eksternal dan internal yang dihadapi oleh Evelyn, memperkuat tema tentang kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika John Fiske untuk menganalisis tanda-tanda visual dalam film yang membentuk dan menyampaikan identitas Evelyn sebagai ibu Asia. Metode analisis konten digunakan untuk mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari karakter Evelyn dan bagaimana film ini membantu mengubah persepsi stereotip tradisional. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa melalui film "Everything Everywhere All at Once" ditemukan ideologi baru yang mengarah pada ideologi "HollywoodAsia". Ideologi ini sendiri mencerminkan pergeseran pada representasi sosok ibu Asia di Hollywood, dari stereotip lama ke narasi yang lebih autentik dan inklusif. Hollywood kini dinilai lebih menghargai kompleksitas dan keberagaman identitas Asia yang menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan pendekatan pragmatis untuk beradaptasi dengan realitas modern.