Struktur core-perimeter frame adalah jenis struktural yang banyak digunakan untuk
bangunan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas bangunan tinggi
di atas 250 m memiliki tingkat rasio redaman yang melekat kurang dari 1% (Smith
et al. 2010), yang tidak cukup untuk menghilangkan energi input dari gaya lateral
berlebihan, seperti gempa bumi. Pada penelitian ini, akan dilakukan perbandingan
struktur outrigger terhadap struktur outrigger yang digabungkan dengan damper
menggunakan metode analisis nonlinear riwayat waktu gempa yang mewakili kota
Jakarta untuk mengidentifikasi keefektifan pemberian damper pada outrigger.
Keberadaan damper dapat mengurangi nilai simpangan antarlantai maksimum
namun menyebabkan lebih banyak balok yang mengalami kelelehan. Kinerja
elemen kolom dan dinding geser tidak terlalu terdapat perbedaan yang signifikan.
Redaman energi yang berhasil diredam oleh damper hanya 3% dari total walaupun
sudah menggunakan 82% kapasitas gaya yang ada.