Pemetaan spasial pada pemodelan titik api umumnya tidak melibatkan efek
temporal. Hal tersebut menjadi suatu keterbatasan apabila informasi waktu menjadi
faktor krusial seperti pada sistem peringatan dini. Formulasi model regresi
probit dengan kovariat yang mengikuti proses ruang-waktu seperti kombinasi
model Generalized Space-Time Autoregressive (GSTAR) dan metode kriging
dapat menjadi solusi dari masalah tersebut dengan menghasilkan prediksi peluang
munculnya titik api untuk waktu yang akan datang. Model GSTAR akan bekerja
sebagai ekstrapolator dan memberikan informasi berbasis waktu. Model kriging
akan memberikan taksiran spasial pada wilayah observasi sehingga data menjadi
lengkap untuk kemudian menjadi input pada model regresi dan menghasilkan nilai
peluang. Adapun informasi temporal yang perlu ditinjau mengubah asumsi saling
bebas antarobservasi sehingga dalam mengestimasi parameter model regresi probit
hasil modifikasi tersebut diperlukan metode Generalized Estimating Equation
(GEE). Hasil konstruksi model prediktif ini menunjukkan performa yang cukup
baik dalam memetakan risiko munculnya titik api di Provinsi Riau berdasarkan
karakteristik gambut dan curah hujan.