Pengolahan limbah dengan BSF dianggap sebagai cara yang efisien untuk
mengubah limbah tinja manusia menjadi biomassa kaya protein dan lemak. Untuk
mengoptimalkan lumpur tinja sebagai substrat BSF maka perlu dilakukan upaya
pemvariasian dengan penambahan bahan organik. Di Kampung Beting banyak
dihasilkan limbah buah pidada, limbah ikan, dan rajungan. Limbah-limbah
tersebut dimanfaatkan untuk membuat campuran lumpur tinja sebagai substrat
untuk BSF. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek dari pencampuran
sampah organik tersebut pada pengolahan lumpur tinja menggunakan larva BSF
terhadap Waste Reduction Index (WRI), Efficiency of Conversion of Digested Food
(ECD), dan survival rate serta untuk menentukan kemungkinan terjadinya
bioakumulasi logam berat pada larva BSF. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
pertumbuhan larva terbaik terjadi pada pemberian pakan lumpur tinja yang
dicampur dengan jeroan ikan dengan berat optimal rata-rata sebesar 7 – 9,3
gram/100 larva. Nilai WRI dan ECD tertinggi juga ditunjukkan pada pemberian
pakan dengan campuran lumpur tinja dan jeroan ikan dengan nilai 5,2% dan
6,06%, sedangkan nilai survival rate tertinggi ditunjukkan pada perlakuan
campuran lumpur tinja dengan semua sampah organik yang digunakan yakni
sebesar 95,6%. Pada penelitian ini juga diuji mengenai kandungan logam berat Pb
dan Cd pada larva yang diakumulasi dari lumpur tinja, hasil pengukuran
menunjukkan bahwa tidak terjadi bioakumulasi.